Rabu, 22 Oktober 2014

SOWAN KE TROWULAN V


Bejijong, 11 November 2012


      Hari masih begitu muda ketika kami terpaksa bangun dari tidur yang sebentar, karena kenyataannya saya tidak bisa tidur. Entahlah dengan mbak Fina hehehe... setelah selesai melakukan rutinitas pagi, kami segera mohon pamit kepada pengurus asrama dan pengurus - pengurus lainnya. Waktu itu masih pukul 6.30 pagi. Dan sepeda motor yang kemarin malam dijanjikan pun sudah disediakan, alhamdulillah... :D Tujuan pertama kami adalah situs Sitinggil, letaknya kira - kira 500 meter dari wihara, dengan sebuah peta dan ditunjang dengan motor, kami berhasil sampai di lokasi tanpa drama apapun hehehe... :D
       Situs ini berada di tengah - tengah kebun tebu, dan waktu kami ke sana, tebunya pas sedang tinggi - tingginya hehe... tapi untuk akses jalan sudah baik, cukup lebar untuk dilewati mobil. Di sinilah kira - kira dikebumikan raja pertama sekaligus pendiri kerajaan Majapahit, Sri Kertarajasa Jaya Wardhana atau yang lebih dikenal dengan Raden Wijaya. Ada sebuah cerita mengenai kematian Raden Wijaya, beliau diriwayatkan mengalami moksa (meninggal tanpa meninggalkan jasad, moksa sebagai tujuan akhir dan pencapaian tertinggi pemeluk agama Hindu. Yaitu ketika jiwa seorang manusia yang meninggal akan menyatu dengan penciptanya dan tidak lagi mengalami proses renikarnasi kehidupan. Hal ini dikarenakan seseorang telah paripurna menjalankan ajaran dan telah bersih sempurna dari dosa dan ikatan duniawi). Sehingga bisa disimpulkan makam R. Wijaya di situs Sitinggil hanyalah identitas, di sinilah tempat R. Wijaya biasa melakukan penyepian semasa hidupnya. Kisah R. Wijaya mendirikan Majapahit bisa dibaca lagi di sini dan di sini.

PINTU MASUK*

SUMUR DI BAGIAN BELAKANG SAMPING KIRI

MAKAM SEBAGAI IDENTITAS*
   
      Selain makam R. Wijaya, terdapat pula dua buah makam yang masing - masing bertuliskan nama (lebih ke julukan/ nama samaran/ gelar) Sapu Jagad dan Sapu Angin yang tidak diketahui dengan jelas latar belakang sejarahnya. Menurut para penjaga situs, kedua makam tersebut dikeramatkan dan merupakan makam dari orang - orang sakti. Lalu apa hubungannya dengan R. Wijaya sehingga kedua makam ini berada satu lokasi dengan makam raja pertama Majapahit itu? Saya tidak sempat menggali terlalu dalam, mungkin diantara pembaca ada yang mengetahui tentang hal ini bisa meninggalkan komentar hehehe... :v


TIDAK DIKENALI DAN KERAMAT*

TIDAK BERANI MASUK
      Sayangnya kami tidak berani masuk ke area makam, waktu itu masih pagi sekali, belum juga pukul 7, susana masih sepi, tidak ada pengunjung lagi selain kami berdua, dan dua orang penjaga situs berada agak jauh dari jangkauan kami hehehe... Lagi pula suasananya begitu "sesuatu" sekali hehehe... :D Tidak diberlakukan tarif resmi untuk memasuki situs, tetapi ada sumbangan sukarela yang dimasukkan di semacam kotak. Semoga bisa digunakan untuk biaya pemeliharaan situs :)
       Perjalanan diteruskan ke candi Brahu, letaknya sekitar 1 - 2 km dari situs Sitinggil (bersyukur sekali dapat pinjaman motor) candi Brahu merupakan candi tempat pembakaran jenazah di masa lalu (empat raja Majapahit dikremasi disini, tetapi tentang siapa saja raja tersebut masih dalam taraf dugaan), tentunya saat ini sudah tidak difungsikan lagi sebagai tempat pembakaran, meskipun jumlah umat Hindu di Mojokerto merupakan minoritas di sini. Sama seperti situs Sitinggil, disini juga tidak dikenai tarif masuk, cukup menulis nama dan alamat di buku tamu dan memasukkan sumbangan sukarela. Bedanya dengan Sitinggil, di sekitar candi Brahu banyak terdapat warung makan dan jajanan, karena lokasinya juga ramai dan dilewati jalanan desa yang sudah diaspal. (jalan menuju Sitinggil masih berupa jalan tanah yang membelah kebun tebu)


AGAK MIRING

PENAMPAKAN MOTOR PINJAMAN

SILUET

CANDI BRAHU*
 
    Sfx: kruyukkk... (Bunyi apaan itu hehehe...) sepertinya kami mulai lapar, jam masih menunjukkan pukul 8 kurang (penyebutan waktu macam apa ini wkwkwk...) warung - warung masih tutup, yang buka hanya warung yang jual minuman saja ppffttt... akhirnya ketemu sama warung yang sepertinya jualan nasi (ciri - ciri warung yang menyediakan nasi adalah; terdapat bakul, terdapat tumpukan daun pisang, terdapat tenong berisi sesuatu) pas kami masuk eh ternyata itu bakul isinya gorengan tok rek... dan tenongnya isinya sambel petis ealah... wkwkwkwkkk... Ya sudah gak apa lah lumayan buat pengganjal perut kwkwkwk... :v
       Selanjutnya adalah candi Gentong (Membayangkan candi berupa gentong air raksasa yang ada tutupnya, tutupnya bentuknya mengerucut ke atas seperti kepala candi di candi Prambanan) Eits... ternyata salah... Candi Gentong bentuknya seperti ini.... (check it out) and check this out. 


MANA GENTONGNYA?

Tidak banyak uraian sejarah dari candi Gentong, entah dulu candi ini difungsikan untuk apa, dan sampai sekarang masih sulit untuk direka ulang bentuk utuh dari candi ini, karena saat ditemukan (untuk keduakalinya, penemuan pertama dikabarkan candi masih berbentuk tetapi tidak ada usaha pemeliharaan), candi ini sudah runtuh, hanya menyisakan bagian kaki candi saja tanpa ada sisa reruntuhan dari badan atau kepala candi, kemana gerangan batu - batu itu? ah... begitulah di negara ini (maupun negara lain) yang selalu saja hobi menjarah dan memperjual belikan peninggalan nenek moyangnya sendiri *sad*
     Usainya kunjungan di candi Gentong menandakan situs Trowulan di sisi barat sudah habis, kami melanjutkan kunjungan ke situs yang berada di sisi timur (pembatas barat dan timur adalah jalan raya Mojokerto - Jombang) sayonara... *\(^_^)/*


~(-_-)~~(-_-)~ B for Bonus ~(-_-)~~(-_-)~

R. WIJAYA DIWUJUDKAN SEBAGAI WISNU*
    
    Lambang Universitas Brawijaya menggunakan perwujudan R. Wijaya sebagai Wisnu. Brawijaya merupakan akronim dari Bhra (singkatan dari bhatara)  dan Wijaya. Bhatara Wijaya diidentikkan dengan Dyah Ranawijaya/ Bhatara Ranawijaya yang memerintah Majapahit sebagai raja terakhir (sebelum Majapahit dikuasai oleh kesultanan Demak) dengan pusat pemerintahan di Daha (Pusat pemerintahan Majapahit yang dipindah dari Trowulan ke Daha dengan alasan/ penyebab yang tidak saya mengerti {ketika itu Majapahit merupakan kerajaan kecil, tidak seperti sebelumnya}). Pemilihan nama Brawijaya adalah satu dari tiga pilihan nama yang diberikan oleh presiden Soekarno, diantara nama - nama tersebut adalah; Tumapel, Kertanegara dan Brawijaya.

>>>Folktale dari Tumapel - Singhasari - Majapahit<<<
>>>Siji<<< >>>Loro<<< >>>Telu<<<


*


PINTU GERBANG SELATAN BERBENTUK CANDI BENTAR*

PEDESTRIAN JALAN VETERAN
DIHIASI EMBLEM MAJAPAHAIT

EMBLEM MAJAPAHIT/ SURYA MAJAPAHIT
(PEDESTRIAN UNIV. BRAWIJAYA)



*

Note: Keterangan gambar dengan tanda (*) dari berbagai sumber di Google

Senin, 20 Oktober 2014

DEWI ANGGRAENI (IN ANOTHER VERSION)

     
      Dewi Sanggramawijaya... putri mahkota Kediri, anak Sri Erlangga dengan putri Sri Teguh Darmawangsa itu... penyuka sesama... siapa sangka? kiranya itulah alasan ia menolak menggantikan ayahnya naik tahta, ia tak sanggup mencari lelaki untuk dikawini sebagai syarat jadi Ratu, malah jadi kilisuci bertapa brata di puncak klotok.
    Ayahnya, Sri Erlangga dengan terpaksa membagi kerajaan untuk dua anak selir, dua kerajaan yang dibagi adil oleh mpu Baradah, Jenggala di timur & Panjalu di barat. Jenggala dengan rajanya Sri Jayantaka, Panjalu dengan penguasanya Sri Jayawarsa. Apalah jadinya kedua kerajaan ini yang slalu adu senjata, saling ingin menguasai, mengembalikan jadi satunya Kediri, saling ingin jadi penguasa tunggal di atas bumi Kediri... Saling menyerang dan diserang, perang saudara yang membikin para tetua Kediri dulu mengelus dada terutama Erlangga...


PETA WILAYAH KERAJAAN PANJALU & JENGGALA KUNO*

JAWA TIMUR KUNO*

       Di luar itu dua anak manusia lelaki & perempuan lagi dimabuk cinta, Inu Kretapati anak Jayantaka itu kesengsem setengah mati atas diri seorang gadis,  putri patih Jenggala... Setiap hari ia berkunjung ke kepatihan dan semakin hari semakin mengingini gadis itu... seorang perawan pemikat hati... Bukannya tak mau tahu atas pergolakan dalam negeri... rupa-rupanya Panjalu lebih perkasa dibanding negaranya, dan ia tahu desas-desus itu... keinginan keduabelah pihak untuk menyatukan kembali Kediri dan kekuasaan oleh yang menang... kebijaksanaan para brahmana dan menteri - menteri untuk diadakannya kawin politik, perkawinannya dengan adik sepupunya itu, Sekartaji anak pamannya Sri Jayawarsa... Ia tak ambil pusing sampai suatu ketika ia diminta menghadap ke pendopo, dihadapan orang-orang tua dan yang suci, Inu tak bisa pertahankan hatinya sendiri.. hingga ia menghaturkan sembah tanda menerima keputusan... dan ialah yang akan jadi raja Kediri setelah bersatunya Jenggala & Panjalu nanti...
     Tanggal perkawinan makin dekat, ia tahu Anggraeni juga sudah mengerti keadaan... tapi gadis itu juga tetap menantinya di taman kerajaan setiap malam, di balik pohon jambu yang rimbun, janji ketemu dan berkasih-kasihan... kepatihan merupakan daerah terlarang baginya saat ini, saat Anggraeni bercerita kepadanya, bahwa ayahnya telah pula dapat ancaman dari kerajaan atas hubungan mereka berdua. Inu sama sekali tak mencintai Sekartaji, sekalipun Sekartaji mencintainya. Inu tak pernah sowan ke Panjalu, tak untuk sekedar menemui bakal istrinya. Semua orang tahu keadaan ini pasti mengancam perkawinan kenegaraan sekaligus menggagalkan penyatuan Jenggala & Panjalu tanpa harus ada darah yang menetes...
    Jayawarsa ambil tindakan, ia kirim utusan yang membawa ancaman resmi: Apabila perkawinan antara Sekartaji & Inu gagal karena Anggraeni, Panjalu akan membariskan duapuluh ribu balatentaranya untuk menyerang jenggala dan meratakannya dengan rumput teki. Jayantaka ketakutan, ia panggil Kudanawarsa, patihnya. ia perintahkan patihnya itu untuk membunuh anaknya sendiri, Dewi Anggraeni. Betapa insting kebapakaannya menentang untuk kemudian hancur... Ia mintakan ampun ia haturkan sembah dengan janji akan menjauhkan Anggraeni... Jayantaka menolak, ia sudah tahu tentang pertemuan-pertemuan tengah malam itu... tidak bisa tidak Anggraeni harus mati...
     Kudanawarsa limbung balik ke kepatihan, tugasnya itu sebagai patih yang semakin membuatnya serbasalah, ia bayangkan wajah putri semata wayangnya itu, betapa ia dan istrinya begitu kasih padanya... anak gadisnya yang ayu... yang membuatnya besar hati sebagai seorang bapak di antara bapak-bapak yang lain, anaknya yang waktu kecil dulu senang berayun di pangkuannya, menari-narik destarnya, apa ucapnya nanti kepada istrinya???
      Malam itu juga ia harus menyelesaikannya... Ia panggil anaknya itu... dengan mata merah menahan air mata ia kuatkan hatinya untuk meminta izin anaknya tersebut, di samping, istrinya telah basah benar pipi dan dadanya oleh air mata, Anggraeni bersimpuh di bawah dengan tegas, seolah tahu akan datangnya kekuasaan itu, kekuasaan atas dirinya sebagai kawula yang tak punya daya, ia dengarkan ucapan bapaknya yang bergolak, dan ibunya, ia tak menyalahkan mereka...
      Malam-malam ia masuki hutan, diiringi bapaknya dan beberapa orang... ia ingat-ingat betul wajah ibunya, bapaknya, orang-orang dan pantarannya di rumah... Juga Inu... Dalam gelapnya alas, untuk pertamakalinya ia menyadari betul betapa ia sangat mencintai pemuda itu... Inu lari dari istana membawa tangis meratapi Anggraeni. Sekartaji kaget bukan main, ia malu mendapati Inu lebih memilih Anggraeni, ia pun melarikan diri dengan berpakaian laki-laki dan nama samaran, Kelana Jayengsari. Dunia gempar.
     Tapi rupanya mereka memang harus berjodoh, keduanya bertemu kembali di pulau kelahiran nenek mereka sendiri, Bali. Mereka pulang bersama ke Jawa dan kawin. Inu Kretapati syah jadi penguasa tunggal dengan gelar Kamesywara dengan wilayah kekuasaan meliputi sebagian besar Jawa, Bali, Bangka, Kalimantan Barat daya, Sulawesi tengah dan Maluku. Antara semuanya itu mereka tetap lupa pada Anggraeni yang dikorbankan, di atas mayatnya telah didirikan negara kesatuan Panjalu-Jenggala.

Minggu, 19 Oktober 2014

MENGINAP DI YOGYAKARTA VI


      Seperti yang telah dibahas dalam jurnal sebelumnya "MENGINAP DI YOGYAKARTA V" setibanya saya di Candi Prambanan, candi yang pertama kali saya singgahi adalah candi Garuda. Candi Garuda ini merupakan candi wahana, awalnya candi ini berisi patung Garuda sebagai tunggangan dari Wisnu, dan letaknya pun berhadapan dengan candi Wisnu. Suasana yogya yang masih sejuk pagi itu membuat saya betah sekali berlama - lama duduk di atas tangga candi Garuda (yang lumayan tinggi) tidak tahu kenapa, rasanya tenang sekali... hehehe... :))

CANDI GARUDA*

CANDI APIT*

   
CANDI PATOK*


CANDI KELIR*
     Setelah dirasa cukup, kami melanjutkan untuk mengunjungi museum Prambanan yang masih berada di dalam kompleks candi. Sebenarnya kunjungan ke museum ini tidak disengaja hehehe... Awalnya kami tidak tahu tentang keberadaan museum ini, isinya cukup menarik, ada beberapa patung atau tembikar - tembikar yang dipajang. rata - rata bentuknya sudah tidak sempurna. Juga ada seperangkat alat musik jawa, satu set lengkap gamelan (yang tidak boleh dimainkan) hehehe... juga kamar mandi. Dari candi ke museum jaraknya lumayan untuk membakar beberapa ons lemak tubuh hehehe... tapi tentu saja tidak akan terasa capek, diselingi pemandangan taman - taman Prambanan, latar belakang candi yang sangat cantik dan udara yang masih sejuk, semua rasa capek jadi teralihkan hehehe... Itulah kenapa saya menyarankan untuk ke Prambanan di pagi hari atau malam hari, selain masih sepi pengunjung (bahkan belum ada) udara dan kompleks candi masih sejuk, sedangkan di malam hari digelar pertunjukkan sendratari Ramayana yang pastinya sangat sayang kalau tidak ditonton. Yang pernah ke Prambanan pasti tahu betapa panasnya kompleks candi Prambanan  di siang hari hehehe...


DI ATAS PAGAR KELILING KOMPLEKS CANDI
(TERLIHAT JAJARAN RERUNTUHAN CANDI PERWARA
DAN DERETAN RATNA YANG BERBARIS RAPI)

BERGAYA DI JALAN KELUAR KOMPLEKS

BERKELILING TAMAN

KACAMATA HITAM

KETEMU MUSEUM

*

MASUK YUK (MUMPUNG GRATIS)

*

KOLEKSI

DO NOT PLAY YES...

PENABUH

DO NOT TOUCH!
     
       Museumnya gratis, di dalam terdapat dua joglo yang dihubungkan dengan jembatan kecil. Teras dikelilingi parit kecil yang berisi ikan - ikan. dan juga taman yang asri dengan beberapa temuan purbakala disebar di berbagai titik dalam taman. Joglo pertama terdapat ruang tamu dan tempat duduk yang boleh diduduki hehe... setelah itu kami menyebrang ke joglo kedua yang berisi set gamelan hehehe...


*

*

*
     
      Puas melihat - lihat museum, kami lanjutkan kunjungan ke pusat oleh - oleh. Letaknya di depan dekat pintu keluar kompleks, dari museum ke pusat oleh - oleh jaraknya lumayan jauh, karena hari sudah mulai siang, jadilah kami mandi keringat hehehe... Kompleks candi Prambanan sangat luas, di sini sebenarnya menyewakan sepeda angin untuk keliling - keliling, tapi sudah terlalu capek juga rasanya, dan kami masih harus mengurus pembelian tiket ke terminal Giwangan, jadi lebih memutuskan untuk menyimpan energi yang tersisa. Kami tidak membeli apa - apa di pusat oleh - oleh Prambanan. Masih ada Malioboro nanti malam dan barang yang ditawarkan pun sama saja hihihi... Oh iya... di kompleks candi diperdengarkan alunan gamelan dan kadang juga tembang jawa melalui speaker yang dipasang di sudut - sudut seluruh kompleks. Sepertinya sudah terlalu panjang isinya hehehe... selanjutnya kemana lagi ya? 

Bonus?
TAKE THIS!
RESTORASI PRAMBANAN


*

*

*

*

*

*

*

*

PERMAINAN APAKAH INI.. ^_^*

Keterangan: Foto bertanda (*) dari barbagai sumber di Google

Sabtu, 18 Oktober 2014

MY FIRST FLIGHT (BANJARBARU I)


     Sfx: Tulalit...tulalit email masuk lewat mobile phone, ternyata isinya pemberitahuan bahwa dalam waktu dekat harus melakukan perjalanan udara. Karena baru pertamakali jadi sempat ragu, mau pergi atau tidak, disamping waktunya juga agak mendadak. Setelah bertanya ke beberapa kenalan yang sudah pernah 'terbang' sebelumnya, akhirnya dapat info cara pembelian tiket pesawat secara online di sini berikut urutannya sampai penukaran dengan tiket asli di bandara, makasih ya semuanya... ^_^
       Pembelian tiket secara online pun cukup mudah, komunikasi utama lewat email dan SMS operator, pembayaran dilakukan via ATM, nah proses pembayarannya ini yang agak sedikit ribet untuk pemula hehehe... Setelah pembayaran berhasil, SMS konfirmasi pun akan diterima, berikut tiket elektronik yang akan dikirim via email untuk selanjutnya diunduh dan diprint sendiri. Harga tiket yang saya dapatkan waktu itu terbilang cukup murah karena memang bukan akhir pekan. Untuk tiket keberangkatan dapat 347ribu ditambah beberapa administrasi jadi 350 + biaya transfer 3000. Untuk tiket kepulangan lebih murah dapat 303ribu berikut tambahan lainnya jadi 306ribu ^_^


TIKET ELEKTRONIK
      
       Urusan tiket pesawat sudah beres... tinggal cari penginapannya. Googling rata - rata harga permalam 250ribu keatas padahal budget untuk penginapan saya targetkan 150 - 200ribu/malam. Akhirnya saya turun kelas, dari hotel kelas melati ke losmen, ternyata lebih susah cari informasinya. Sempat juga cari indekos, karena lokasinya dekat dengan daerah kampus (Univ Lambung Mangkurat & PoltekKes Banjarmasin) tapi rasa-rasanya tidak ada yang pas di hati hihihihii... >_< Susah juga rupanya... sampai ketemulah saya dengan guest house Cahaya Rahman yang menawarkan harga agak sesuai budget (agak) hahaha.. >_< tapi kalau dilihat lagi, dengan harga segitu dan fasilitas segitu jatuhnya jadi murah juga... hehehe... selengkapnya tentang penginapan di sini Selain harga dan kenyamanan, letak penginapan juga relatif dekat kemana - mana, dari bandara kurang lebih 20 menit, dan dari lokasi ujian bisa ditempuh sekurangnya 5 menit saja :D Ada juga penawaran untuk jasa antar jemput bandara, karena info dari kawan-kawan, sementara saya lebih memilih menggunakan taxi saja untuk transportasi di sana. Capcus booking deh... :D 
      


PENGINAPAN TAMPAK DEPAN
   
     Akhirnya hari keberangkatan tiba, saya harus berkendara dulu kurang lebih 5 jam untuk sampai ke Surabaya, berangkat dari rumah masih pagi buta. Ganti bis juga di Probolinggo karena mencari bis AC tarif biasa biar bisa  tidur enak hehehe... Sampai di Bungur langsung pakai taxi untuk ke bandara, taxi blue bird dengan argo, harga jatuh di angka 59ribu + karcis pakir bandara 4000,- Belakangan saya tahu kalau ada bis DAMRI AC yang melayanai rute Bungur - Juanda PP dengan tarif 20ribu.
       Sesaat sebelum sampai di bandara, pak sopir taxi bertanya pada saya,"Terminal 1 atau 2 mbak..?". Nah loh... saya jawab gak tahu wkwkwkk... >_< Pak sopir maklum, akhirnya pertanyaannya diganti begini,"Penerbangan domestik atau internasional mbak..? Pakai maskapai apa..?". "Domestos  Domestik pakai Lion pak.. hehehe...". "Oh.. kalau begitu terminal 2 mbak, kalau terminal 1 untuk penerbangan internasional.. Nanti saya turunkan di depan loketnya lion biar ndak nyasar...". "Oke pak, trimakasih... ^_^". (Dalam hati* paling nyasarnya ke kios dunkin' donuts pak wkwkwkkk... >_<)


*

*

*
 
       Saya tiba di bandara pukul 9.15 sedangkan check in pukul 10.00. Ada waktu sekian menit untuk acara lesehan nggembel hehehehe... saya muter - muter kemana - mana gak jelas >_< tadinya sekalian cari angel menarik buat selpi tapi sepertinya bukan rencana bagus :V Akhirnya saya check in. Saya dan pacar ransel tercinta harus melalui metal detector di tempat terpisah. Proses check in crowded sekali karena ramai dan orang - orang lebih suka berdesak - desakkan daripada antri. Setelah lolos metal detector saya segera mengantri ke tempat pemeriksaan barang bawaan (agak ndusel juga). karena dari depan tidak diberi label kepemilikan jadi harus ekstra care sama barang sendiri kalau gak mau barang kita terbawa atau dibawa orang lain ckckck... :? Di dalam adalah tempat penukaran tiket dan penimbangan barang bawaan yang lebih dari 15kg (untuk kelas ekonomi) Bandara Juanda memasang tarif sebesar 75ribu untuk masuk ke ruang tunggu penumpang (mahal juga ya kalau cuma untuk duduk - duduk dan nge-carghe HP)


DESK 21 & 22 UNTUK JT 222 TUJUAN BANJARMASIN

TERLIHAT TANGGA MENUJU LANTAI DUA

THE REAL TICKET
      
       Setelah semua beres, saya langsung menuju ruang tunggu di lantai dua, setelah menaiki tangga belok ke arah kanan untuk ruang tunggu gate 1,2,3 & 4. Oh iya, buat yang pertamakali ke Juanda, setelah kita menaiki tangga ke lantai dua, terdapat sebuah kios kecil yang berisi beberapa petugas asuransi (bukan petugas bandara) yang akan mengarahkan kita untuk mendatangi mereka. Kalau anda memang tidak ingin mengasuransikan penerbangan, lebih baik mereka diabaikan saja hehehe... :D Sebelum memasuki ruang tunggu, saya dan kekasih ransel saya tercinta kembali menjalani pemeriksaan metal detector, kali ini lebih private dan serius. Tidak ada hal istimewa selama berada di ruang tunggu, malah agak sedikit bosan hehehe... Tepat pukul 11.00 penumpang JT 222 tujuan Banjarmasin dipersilahkan memasuki pesawat, sebelum turun kita melewati pemeriksaan tiket & KTP.
   
MENUJU RUANG TUNGGU UNTUK GATE 1,2,3 & 4

SUASANA DI RUANG TUNGGU

SUASANA DI RUANG TUNGGU

ORNAMEN & DEKORASI LANGIT-LANGIT RUANG TUNGGU
     
DARI DALAM RUANG TUNGGU

HERE COMES YOUR AIRPLANE


SUASANA DI DALAM KABIN *BEFORE FLIGHT
      
     Saya bersebelahan dengan pasangan suami istri setengah baya, yang setelah melihat saya selpi jadi ikutan selpi juga hehehee... :V Setelah berkenalan dan omong - omong ternyata beliau berdua warga Ambulu asli lha... ketemu tetangga satu kabupaten hehehe... ^_^ Kami pun banyak ngobrol  dan obrolan semakin banyak ketika beliau berdua tahu saya baru pertamakali naik pesawat dengan maksud dan tujuan yang agak nekat wkwkwkwkkk... :v Saya sendiri merasa agak sedikit takut sekaligus excited hehehehe... >_< Pesawat mulai bergerak perlahan, sementara para pramugari memberikan arahan tentang safety tools on board dalam dua bahasa, lalu pesawat pun take off...


ILUSTRASI PERJALANAN*

Keterangan: # Foto dengan tanda (*) Dari berbagai sumber di Google