Senin, 20 Oktober 2014

DEWI ANGGRAENI (IN ANOTHER VERSION)

     
      Dewi Sanggramawijaya... putri mahkota Kediri, anak Sri Erlangga dengan putri Sri Teguh Darmawangsa itu... penyuka sesama... siapa sangka? kiranya itulah alasan ia menolak menggantikan ayahnya naik tahta, ia tak sanggup mencari lelaki untuk dikawini sebagai syarat jadi Ratu, malah jadi kilisuci bertapa brata di puncak klotok.
    Ayahnya, Sri Erlangga dengan terpaksa membagi kerajaan untuk dua anak selir, dua kerajaan yang dibagi adil oleh mpu Baradah, Jenggala di timur & Panjalu di barat. Jenggala dengan rajanya Sri Jayantaka, Panjalu dengan penguasanya Sri Jayawarsa. Apalah jadinya kedua kerajaan ini yang slalu adu senjata, saling ingin menguasai, mengembalikan jadi satunya Kediri, saling ingin jadi penguasa tunggal di atas bumi Kediri... Saling menyerang dan diserang, perang saudara yang membikin para tetua Kediri dulu mengelus dada terutama Erlangga...


PETA WILAYAH KERAJAAN PANJALU & JENGGALA KUNO*

JAWA TIMUR KUNO*

       Di luar itu dua anak manusia lelaki & perempuan lagi dimabuk cinta, Inu Kretapati anak Jayantaka itu kesengsem setengah mati atas diri seorang gadis,  putri patih Jenggala... Setiap hari ia berkunjung ke kepatihan dan semakin hari semakin mengingini gadis itu... seorang perawan pemikat hati... Bukannya tak mau tahu atas pergolakan dalam negeri... rupa-rupanya Panjalu lebih perkasa dibanding negaranya, dan ia tahu desas-desus itu... keinginan keduabelah pihak untuk menyatukan kembali Kediri dan kekuasaan oleh yang menang... kebijaksanaan para brahmana dan menteri - menteri untuk diadakannya kawin politik, perkawinannya dengan adik sepupunya itu, Sekartaji anak pamannya Sri Jayawarsa... Ia tak ambil pusing sampai suatu ketika ia diminta menghadap ke pendopo, dihadapan orang-orang tua dan yang suci, Inu tak bisa pertahankan hatinya sendiri.. hingga ia menghaturkan sembah tanda menerima keputusan... dan ialah yang akan jadi raja Kediri setelah bersatunya Jenggala & Panjalu nanti...
     Tanggal perkawinan makin dekat, ia tahu Anggraeni juga sudah mengerti keadaan... tapi gadis itu juga tetap menantinya di taman kerajaan setiap malam, di balik pohon jambu yang rimbun, janji ketemu dan berkasih-kasihan... kepatihan merupakan daerah terlarang baginya saat ini, saat Anggraeni bercerita kepadanya, bahwa ayahnya telah pula dapat ancaman dari kerajaan atas hubungan mereka berdua. Inu sama sekali tak mencintai Sekartaji, sekalipun Sekartaji mencintainya. Inu tak pernah sowan ke Panjalu, tak untuk sekedar menemui bakal istrinya. Semua orang tahu keadaan ini pasti mengancam perkawinan kenegaraan sekaligus menggagalkan penyatuan Jenggala & Panjalu tanpa harus ada darah yang menetes...
    Jayawarsa ambil tindakan, ia kirim utusan yang membawa ancaman resmi: Apabila perkawinan antara Sekartaji & Inu gagal karena Anggraeni, Panjalu akan membariskan duapuluh ribu balatentaranya untuk menyerang jenggala dan meratakannya dengan rumput teki. Jayantaka ketakutan, ia panggil Kudanawarsa, patihnya. ia perintahkan patihnya itu untuk membunuh anaknya sendiri, Dewi Anggraeni. Betapa insting kebapakaannya menentang untuk kemudian hancur... Ia mintakan ampun ia haturkan sembah dengan janji akan menjauhkan Anggraeni... Jayantaka menolak, ia sudah tahu tentang pertemuan-pertemuan tengah malam itu... tidak bisa tidak Anggraeni harus mati...
     Kudanawarsa limbung balik ke kepatihan, tugasnya itu sebagai patih yang semakin membuatnya serbasalah, ia bayangkan wajah putri semata wayangnya itu, betapa ia dan istrinya begitu kasih padanya... anak gadisnya yang ayu... yang membuatnya besar hati sebagai seorang bapak di antara bapak-bapak yang lain, anaknya yang waktu kecil dulu senang berayun di pangkuannya, menari-narik destarnya, apa ucapnya nanti kepada istrinya???
      Malam itu juga ia harus menyelesaikannya... Ia panggil anaknya itu... dengan mata merah menahan air mata ia kuatkan hatinya untuk meminta izin anaknya tersebut, di samping, istrinya telah basah benar pipi dan dadanya oleh air mata, Anggraeni bersimpuh di bawah dengan tegas, seolah tahu akan datangnya kekuasaan itu, kekuasaan atas dirinya sebagai kawula yang tak punya daya, ia dengarkan ucapan bapaknya yang bergolak, dan ibunya, ia tak menyalahkan mereka...
      Malam-malam ia masuki hutan, diiringi bapaknya dan beberapa orang... ia ingat-ingat betul wajah ibunya, bapaknya, orang-orang dan pantarannya di rumah... Juga Inu... Dalam gelapnya alas, untuk pertamakalinya ia menyadari betul betapa ia sangat mencintai pemuda itu... Inu lari dari istana membawa tangis meratapi Anggraeni. Sekartaji kaget bukan main, ia malu mendapati Inu lebih memilih Anggraeni, ia pun melarikan diri dengan berpakaian laki-laki dan nama samaran, Kelana Jayengsari. Dunia gempar.
     Tapi rupanya mereka memang harus berjodoh, keduanya bertemu kembali di pulau kelahiran nenek mereka sendiri, Bali. Mereka pulang bersama ke Jawa dan kawin. Inu Kretapati syah jadi penguasa tunggal dengan gelar Kamesywara dengan wilayah kekuasaan meliputi sebagian besar Jawa, Bali, Bangka, Kalimantan Barat daya, Sulawesi tengah dan Maluku. Antara semuanya itu mereka tetap lupa pada Anggraeni yang dikorbankan, di atas mayatnya telah didirikan negara kesatuan Panjalu-Jenggala.

1 komentar:

  1. YouTube Videos, Games, and Videos of “the ”solo at Videosl
    Watch and interact with our videosl at Videosl, the best YouTube channel for the latest videos. Find clips and videos you want how to convert youtube to mp3 to see

    BalasHapus