Senin, 24 Juni 2013

SOWAN KE TROWULAN II

      Seperti yang sudah direncanakan akhirnya kami berangkat hari sabtu 10 November 2012, karena hari itu kami masing-masing masih sibuk, keberangkatan pun meleset dari jadwal yang sudah disusun sebelumnya. Ditambah pula saya belum menghubungi wihara untuk memberitahukan kedatangan kami :( Jadi deh kami baru bisa berangkat jam 14.00. Cuaca tidak mendukung hari itu, kami berlomba dengan gerimis yang sudah mulai turun dalam kemacetan di daerah Sanan. Motor kami titipkan di tempat parkir inap terminal Arjosari, hujan yang tadinya rintik-rintik mulai berubah deras. Setelah sampai di peron, kami yang awalnya memilih bis ekonomi jadi naik ke bis patas gara-gara mbak Fina gak suka lihat bisnya... -_- memang waktu itu bis Restu Panda AC tarif biasa kebetulan gak ada (disebut Restu Panda karena body bis bergambar sekumpulan panda lagi makan bambu muda) Eh ternyata baru beberapa menit kami berada di dalam bis patas, si Panda ini datang -_- Sayang sekali mbak Fina gak mau tak ajak pindah, sudah nyaman dan malas bergrimis ria katanya, kami gak jadi pindah deh... :(

 
Ini perkiraan awal sebelum berangkat, selanjutnya...?

     Kenyataannya memang bis patas kami berangkat duluan... hujan makin deras saja, berhubung ini bis patas meskipun kami turun di Kejapanan, kami tetap membayar karcis sampai Surabaya sebesar 18.000... dih... :( Macet sudah menjebak kami mulai dari jembatan layang Arjosari, memasuki daerah Lawang macet masih berlangsung tapi hujan sudah mulai reda :D selepas Lawang perjalanan pun lancar, mbak Fina juga sudah nyenyak :D aku pun menikmati suasana sepanjang Purwodadi - Purwosari - Pandaan - Gempol - Kejapanan. Macet kembali kami rasakan saat memasuki Gempol hingga kami turun di pertigaan Kejapanan. Kami jalan sedikit ke arah barat sampai ketemu Indomaret dan sudah ada bis kecil warna kuning jurusan Mojokerto yang menanti kami di sana :D Bis kecil ini luar biasa penuh! Sehingga kami memutuskan untuk menunggu bis berikutnya (kata kernetnya sih bis berikutnya bakal lama) dan ternyata itu benar :( Hampir 30 menit berikutnya bis yang kedua pun datang dengan keadaan yang tidak jauh beda dengan bis sebelumnya, penuh sampai ke pintu :( Mungkin memang akan terus begitu, akhirnya kami pun gak ambil pusing langsung naik aja dah...! Tarif yang harus kami bayar kali ini cukup 8.000 saja, tapi dengan keadaan berdiri, beh bonus... -_-


Peta Jalur Gempol - Mojokerto


     Mbak Fina dapat duduk saat kami akan memasuki daerah Pungging, sedangkan aku... baru dapat duduk waktu sudah di Bangsal... Itu pun rebutan :( bagus dah...! Mantaaap... :v Kami tiba di Mojokerto setelah adzan Maghrib. Bis kuning yang kami tumpangi ternyata tidak masuk ke terminal, kami berjalan cukup jauh untuk menemukan terminal yang belum pernah kami lihat (benar-benar blind) -_- suasana juga ramai dan sangat macet...! dari Mojokerto kami masih harus mencari angkutan untuk sampai ke Trowulan... Kami menemukan pos polantas tepat di ujung perempatan sisi kiri, di trotoar depan pos banyak sekali calon penumpang yang sedang menunggu bis dan angkutan lain menuju Jombang, kami pun bertanya kepada salah satu dari mereka tentang lokasi terminal ternyata dari pos polantas kami harus ke arah utara menyebrangi jalan. Sedikit gambaran suasana lalu lintas pada waktu itu, dari ke empat arah jalan dipenuhi berbagai macam kendaraan, tidak hanya satu macam saja, semuanya mendominasi, benar-benar hiruk pikuk, polantas yang mengatur pun memakai pengeras suara dari pos dan sebagian ada di pinggir-pinggir perempatan, lampu merah sudah tidak berguna lagi mengatur lalu lintas di sana :O
     Kami pun menuju terminal, dari Pos Polantas lumayan jauh, sesampainya di Terminal... Gelap... dan kosong....! tidak ada angkutan maupun bis! Dan beberapa bis yang sedari tadi lewat ternyata bukan dari terminal ini, melainkan dari Surabaya semua dan mereka tidak menerima penumpang... :O Tidak sampai di situ, aku pun mencari alternatif lain, kebetulan ada beberapa ojek, kami pun melakukan tawar menawar dengan mereka, untuk ke Trowulan mereka memasang harga 40.000 -_- benar-benar tidak bisa ditawar lagi. Lalu ada Taxi (satu-satunya) yang terlihat akan meninggalkan terminal, kami lagi-lagi melakukan tawar menawar, tapi setelah tahu tujuan kami ke Trowulan, si sopir tidak mau, dia maunya kalau ke Pasuruan (bercanda nih sopir Taxi) Kami sempat putus asa waktu itu, beh naik apaan cobak...??? Akhirnya kami memutuskan untuk istirahat dulu di Mushola Terminal.


DENAH PEREMPATAN BESAR MOJOKERTO


       Kami memutuskan untuk kembali ke pos polantas, setidaknya di sana lebih ramai dan banyak orang. Mungkin karena saat itu malam minggu ya suasana jadi ramai begitu... -_- Ternyata banyak juga cewek-cewek yang senasib dengan kami, mereka umumnya mau mudik ke Jombang... (Oh anak kuliahan to...) Membentuk group begini (Berlima) kami pun sama - sama mencari solusi... dimulailah perjuangan itu... (Cari tumpangan mode on) Apapun itu yang penting bisa mencapai entah berapa kilometer ke arah selatan... :O Jam menunjukkan pukul 18.20...

Apakah kami berhasil...? Next entri deh... Capek... :) Mau bonus...?
Nih...







Minggu, 23 Juni 2013

SOWAN KE TROWULAN I

     Sepertinya akan terlalu jenuh kalau harus meneruskan "Menginap Di Yogyakarta" tanpa diselingi menulis sesuatu yang lain... Hmm... Hitung-hitung biar tidak keburu lupa juga maka hari ini aku putuskan untuk menulis entri dengan judul baru... tereeeenggg..... "Sowan Ke Trowulan". Keinginan untuk mengunjungi Trowulan sebetulnya sudah lama sekali, lama sekali... Tepatnya? kira-kira sejak aku tahu kalau Kerajaan Majapahit ada di Trowulan hakakakakakkk... Oke sekarang serius... Sebenarnya aku mulai tertarik dengan sejarah kerajaan-kerajaan zaman dulu (khususnya di Jawa, lebih khusus lagi di Jawa Timur) sejak ayahku (beneran, ini panggilanku buat laki-laki yang disebut kebanyakan teman-teman masa kecilku dengan bapak *lebay) berjanji padaku untuk mendongeng buatku sebelum aku tidur malam. Entah kenapa kok dongengnya tentang Ken Dedes -_- Jadilah tiap malam beliau mendongeng, karena menurutku (yang waktu itu masih kelas 3 SD) ceritanya menarik, meskipun ayahku sudah mulai tidur sendiri, aku paksa untuk terus bercerita hakakakakakkk... (Ini termasuk durhaka tidak ya???) Aku terus menikmati dongeng ini sampai beberapa hari kemudian (karena panjang jadi berepisode dongengnya >_<) Waktu sudah besar, aku jadi tahu kalau ternyata ada bagian-bagian dongeng yang di"selimur"kan ayahku, bukan apa-apa sih karena memang cerita aslinya agak tabu untuk anak kelas 3 SD hahay... :P Intinya aku tertarik dengan sejarah sejak saat itu, banyak sekali buku-buku cetak ayahku tentang sejarah yang aku baca setelahnya (Ayahku mengajar tiga cabang ilmu sosial di sekolah menengah). Oke sesi curhat selesai, sekarang saatnya menulis perjalanan kami ke Trowulan... :)


Patung Buda Tidur di Maha Vihara Mojopahit Bejijong

    Seperti pada awal rencana keberangkatan kami ke Yogya, kali inipun aku tetap mempercayakan perjalanan ini ke ---> Pak Dhe Google -_- hahaha... Sebenarnya waktu itu aku dan Mbak Fina sudah dalam masa profesi, aku dapat departemen Komunitas, Mbak Fina di departemen Gerontik. Setelah mencari kesempatan dalam kesempitan (di dalam kesempitan pasti ada kesempatan :D) Kami menemukan tanggal dan hari yang ciamik :D Tanpa meninggalkan tugas dan kewajiban pada kelompok profesi (Beneran ini... :D) Kami pun berangkat hari Sabtu 10 November 2012. Tinggal berangkat begitu saja...? Oh tidak bisaa... Itu mimpi namanya... ngimpi... :D Tentu saja kebingunan itu ada :D Tidak seperti waktu ke Yogya yang sekali naik bis langsung turun Yogya, kali ini beda...
          Selama ini setahuku kalau mau ke Mojokerto itu naik mini bus warna kuning dari terminal Untung Surapati Pasuruhan, berarti kami harus naik bis jurusan Jember dulu, turun di terminal Untung Surapati Pasuruhan lalu naik mini bus kuning ke Mojokerto... kok aneh ya... -_- Lalu aku cari pilihan rute lainnya, tanya-tanya ke adminnya @WisataPurbakala mereka malah menawarkan diri untuk mbarengi kami ke sana naik motor ambil rute Pujon dengan selingan hutan dan nantinya tidur di tenda, seram om... :( Katanya sih lebih dekat dan tidak muter-muter, tapi selain aku sedikit tidak nyaman dan malas juga berkendara jarak jauh melewati jalanan Pujon dan sekitarnya. Akhirnya pilihan kedua gagal... kembali lagi ke Pak Dhe Google dan menanyai beliau dengan lebih serius... -_-
         Setelah hampir kembali memakai rute pertama (bahkan sempat aku tulis di kronologi perjalanan)  aku menemukan rute ketiga di lapaknya Pak Lek KasKus... Salah seorang cucunya menceritakan perjalanannya yang sedikit terlunta-lunta ke Trowulan -_- Menurut si cucu ini, dari Malang kami cukup menaiki bis jurusan Surabaya, setelah itu kami turun di pertigaan lampu merah Kejapanan. Dari pertigaan Kejapanan kami bisa menumpang mini bus warna kuning untuk menuju Mojokerto. Dari terminal Kertajaya Mojokerto kami masih harus naik angkot jurusan Trowulan (benar-benar modus estafet) >_< Foto dulu nih... :D


Terminal Kertajaya Mojokerto

        Sepertinya rute ketiga ini cukup bagus buat kondisi kami, kami putuskan untuk mengambil rute ini. Sedikit banyak sudah tahu arah perjalanan, giliran penginapan yang harus dicari... Trowulan, kota kecil itu mana ada daerah yang menyediakan aneka losmen dan hostel murah seperti di Yogya... :( Apa harus bawa tenda sendiri...? ribet sekali... :( Mentok ya kembali lagi bertamu ke Pak Dhe Google.. :) setelah tanya-tanya sampai pusing, aku ketemu sama yang namanya Maha Vihara Mojopahit, salah seorang bloger (dan dia cewek) bercerita pernah menginap di Vihara tersebut selama semalam dengan tarif sukarela dan dapat makan gratis kalau beruntung... (Jingkrak-jingkrak :D) Masih ragu-ragu aku cari lagi para penikmat "Jingkrak-jingkrak" ini berada, dan benar saja aku menemukannya seorang lagi, bloger (kali ini cowok) yang juga menceritakan pengalamannya "Jingkrak-jingkrak" di Vihara ini :D Kali ini yang bersangkutan menampilkan foto kamar tempat "Jingkrak-jingkrak"-nya hihihihihiii... :D Ini dia.... (yang ini fotoku sendiri) :D



Kondisi kamar di Asrama Wanita


Ternyata teman seperjalanan saya... -_-


        Sudah itu saja persiapannya...? Ada yang tak kalah penting dong... apa itu...? Peta... yups ini juga dikasih Pak Dhe Google, peta wisata situs Trowulan, istilah kerennya Trowulan archaeological site :D Karena memang situs Trowulan itu luas sekali jadi peta sangat diperlukan di sini, mengingat situs yang akan dikunjungi berada di pedesaan bahkan masuk di perkampungan warga jadi agak sulit menemukannya tanpa bantuan peta... sekali lagi peta... sekali lagi peta.... -_- Nih petanya...



Peta situs Trowulan Download kalo kurang besar

     Jarak situs yang terjauh dari jalan raya Mojokerto - Jombang adalah candi Tikus dan Bajang Ratu Gate kurang lebih 5 kilometer (bukan 5 Cm) Naik apa? Semoga ada ojek... tapi kok sepertinya tidak ekonomis... setelah tanya-tanya lagi (lagi-lagi ke Pak Dhe Google) semuanya buntu, tidak ada informasi tentang penyewaan motor atau yang lainnya, rupanya ojek laris manis di daerah ini... Akhirnya aku mencoba tanya-tanya lagi ke adminnya @WisataPurbakala, setali tiga uang (alias sama saja) hasilnya nihil, mereka malah akhirnya berangkat beneran ke sana pake rute Pujon dan tidur di Pendapa Agung -_-  Jangan harap juga ada angkot yang bisa mengantar, tidak ada rutenya... (ya sudahlah dipikirkan nanti saja) -_- Sudah dulu ya ceritanya... Selamat pagi Malang... :D :D :D

Kamis, 13 Juni 2013

MENGINAP DI YOGYAKARTA V

Cerita sebelumnya:
.........Dewi Uma pun semakin galau hatinya, ia harus memilih antara (xxxxx) tapi ketemu suami atau nggak (xxxxx) tapi juga nggak ketemu suami dan nggak bisa (xxxxx) nah loh...!!! >_<
 
The Curse
 
Oke lanjut lagi ceritanya... :D
     Akhirnya Dewi Uma pun menyanggupi syarat yang diajukan si tukang sampan.... o_O Setelah tuntas diantarkanlah Dewi Uma ke seberang sungai :/ Dewa Siwa segera tahu, istrinya telah gagal dalam ujian kesetiaan yang ia buat -_- Tentu saja Dewi Uma tidak mengetahui jika ia sedang diuji -_- Murkalah Dewa Siwa atas laku istrinya dan menyebut sikap Dewi Uma tidak berbeda dengan perilaku para raksasa, seketika berubahlah wujud Dewi Uma menjadi sosok raseksi yang menyeramkan dengan tubuh yang begitu besar, mata melotot dan taring yang tajam o_O Ia sangat sedih mendapati sosoknya yang baru, asing dan menyeramkan, ia pun meminta maaf pada suaminya dan memintanya mengembalikan dirinya ke wujud semula. Tapi sayangnya Dewa Siwa tidak bisa menarik kata - katanya lagi, Dewi Uma yang kecewa dan malu akhirnya pergi meninggalkan suaminya, tidak ke Istana mereka tapi ia mengasingkan diri ke hutan yang menyedihkan, Alas Krendhayana, yang di dalamnya terdapat sebuah tempat dengan beringin putih berjajar tujuh, randhu alas berjajar sembilan dan watu gilang sebesar gunung, Setro Gondomayit. Muramlah Suralaya, Dewa Siwa menyesali perbuatannya :/

Eh iseng nemu link ini... :D

Romansa di Hutan Setra Gandamayit

: durga!

lendir-lendir bibir mencibir pandir seperti birahi, batari
durga di hutan setra gandamayit menggigit-gigit mayat, dan
ayat-ayat puisi menjadi seperti panah pasopati, menghunjam
segala, penjuru mata angin mendadak gelap, gulita dada terasa
sesak menyesak ratap pilu runcing kata, menebing bahasa
durga gemerincing, pening menebang tebing tembang
yang tinggal sepenggal puisi giris dan miris di dada!

sang hyang guru, anakmu karno adalah cinta kita, di hutan
setra ingatkah? engkau mengendap-endap di sela pepohonan
merancang baratayuda dengan persenggamaan, sengit dan
cinta tekapar oleh keserakahan, masihkan kau pura-pura
: alpha?

guru, saat pasopati menjadi bukti kemenangan baratayuda
di hutan kuru, maka jangan ragu-ragu! karno adalah darah
kita, perselingkuhan abadi sang hyang guru giri nata, santun
anggun menggemulai bahasa saat siang, dan ketika malam?
nafsu binal durga akan menjadi selalu purnama, itulah kita
: masihkah perlu bertanya?

bibir durga melendir dalam pandir rindu guru, pasopati
menjadi janji dan bukti keabadian sejarah, runcing kata
durga: katakan nafsu tak perlu harus cinta!

pasopati berpindah kodrat atas wiradat sesat, durga
menepuk dada, sang hyang guru termangu, sesal
menyesal dalam gumpal lakon sepenggal, nafsu
mengubah sejarah menjadi air mata
karena pasopati salah alamat
riwayat tak bisa tamat!

: tamatkan, kawan!

Puja Sutrisna, 01 Mei 2012


Puisinya bagus sekali kan... ^_^

          Dewi Durga ini selanjutnya mendapatkan ruwatan oleh putra bungsu Dewi Kunti, Sadewa (kembarannya Nakula, Pandawa lima) sehingga ia kembali pada wujud aslinya, memang sulit memahami kisah Durga ini, selain terlalu banyak versi ceritanya, Dewi Durga juga dipandang sebagai Dewi kegelapan sekaligus Dewi yang diagungkan, belum lagi kalau dihubungkan dengan legenda Rara Jonggrang -_- Jadi makin bingung. Daripada tambah bingung klik ini aja deh ^_^ http://seniwayangkulit.wordpress.com/2008/08/28/begawan-sudamala-durga-ruwat/


"Ruwiyeng gineng prasidheng murti murtija pratistha wineh sru huning tyasira wignya lalita." 

"Suda ing memala."



       Dalam Menginap Di Yogyakarta IV aku sempat menulis perkiraanku tentang munculnya legenda Rara Jonggrang, kata kuncinya adalah jonggrang, jonggring salaka, kutukan dan arca Durga baca:http://normayustisianotes.blogspot.com/2013/06/menginap-di-yogyakarta-iv.html Bagaimana kalau misalnya si penutur pertama ini tahu kalau arca tersebut adalah arca Durga, tetapi karena sebuah alasan ia menciptakan legenda Rara Jonggrang -_-

Oke, kembali ke Laptop (memangnya daritadi ke mana?) :v Di komplek Candi Prambanan terdapat beberapa situs candi, yang terbesar tentunya Candi Prambanan :D Candi Prambanan sendiri terdiri dari beberapa candi, tiga candi utama dengan nama trimurti (Wisnu, Siwa, Brahma), tiga candi wahana (Garuda, Angsa dan Nandi), dua candi apit di sisi utara dan selatan di antara candi Wisnu dan candi Garuda dan di antara candi Brahma dan candi Angsa, empat candi kelir pada empat penjuru mata angin di depan pintu masuk dan empat candi patok pada empat sudutnya. Selain itu juga terdapat ratusan candi perwara (pelengkap) yang terbagi dalam empat zona di sekeliling halaman di luar pintu masuk komplek candi utama, candi perwara dan candi - candi kecil disekitarnya masih banyak yang belum dipugar. Seperti ini denahnya.




         Waktu aku ke sana, aku masuk lewat pintu timur dan langsung naik ke wahana garuda lalu dilanjut mengelilingi komplek berlawanan dengan arah jarum jam. Pengunjung memang diarahkan masuk dari pintu timur, itu dikarenakan gerbang masuk komplek candi Prambanan berada di timur candi, begitu juga tempat pembelian tiket masuknya. Perkiraan arah masuk zaman dulu memang dari arah barat, mengingat kiblat umat hindu adalah timur.


Format 3D




     Relief candi Prambanan mengisahkan cerita ramayana dan krishnayana. Sayang sekali candi Siwa tidak dibuka untuk umum, sehingga aku tidak bisa membaca relief yang ada di dalamnya. Beruntung masih bisa memasuki candi - candi wahana, Wisnu dan Brahma. Aku hanya membaca krishnayana di candi Wisnu, karena sebelumnya tidak pernah membaca kisah Krishna dengan lengkap jadi agak bingung :( Untuk membaca Ramayana dimulai dari candi Siwa dan berakhir di candi Brahma, lagi - lagi tidak bisa karena memang candi Siwa tidak bisa dimasuki dan reliefnya ada di sisi sebelah dalam :( jadinya hanya bisa menikmati relief dewa - dewi, kinara - kinari dan pohon kalpataru di dinding sebelah luar :/ Untuk membaca relief di candi Prambanan, setelah masuk ke dalam candi kita ambil jalan ke kiri memutari candi searah jarum jam, ini disebut dengan teknik pradaksana :) Di bawah ini ada dua relief Krishnayana (Perjalanan Krishna) = Rurouni Krishna :D :D :P Dan relief dinding luar candi Brahma berupa Kinara dan Kinari :) Maaf kalau jepretannya jelek :P


Yasodha Tengah Hamil


Kelahiran Krishna


Kinara, Kinari dan Pohon Kehidupan (Kalpataru)

    Siapakah Krishna...? Ia adalah awatara yang menjadi kusir kereta perang    Arjuna dalam Bharatayudha, ia memihak Pandawa. Cuma itu? klik ini saja ya... :D http://triokasetiawan.wordpress.com/2012/08/26/krishna-awatara/ atau beli ini http://www.goodreads.com/book/show/9303174-thus-spake-sri-krishna trus dibaca :D

Gimana, sudah mulai bosan dengan saya... :P Sampai ketemu di edisi selanjutnya :D Nih bonus..... -->


Memotret Orang Yang Sedang Memotret Orang (Zoom in)

MENGINAP DI YOGYAKARTA IV

SELAMAT DATANG DI KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN


       Apa yang membedakan naik bus pariwisata dan bus BTY...? Banyak sekali :D dari halte pertama di terminal Giwangan kami sudah diajak menelusuri jalan-jalan yang tidak akan dilintasi jika kami naik bus pariwisata. Dari jalan kecil kembali ke jalan-jalan utama, masuk lagi ke jalan-jalan kecil, dan satu lagi yang membuat kami merasa sangat nyaman adalah kami bisa berinteraksi dengan penduduk lokal di luar kegiatan pariwisata, sedikit banyak bisa tahu karakter penduduknya, kegiatan-kegiatan yang umum dilakukan, jadi merasa tidak ada bedanya seperti saat naik angkot di kota sendiri :D (trust me its true). Tujuan pertama kami adalah mengunjungi komplek Candi Prambanan atau sering disebut juga dengan Candi Sewu atau Candi Rara Jonggrang. Mau tahu dongeng asal mula penamaan Candi Sewu atau Candi Rara Jonggrang pada candi ini? (Sepertinya akan panjang.....:)
       Kami sampai di halte terakhir yang berada didepan pasar Prambanan, dari pasar itu kami sudah bisa melihat pagar hijau yang mengelilingi komplek candi di seberang jalan, waktu itu masih sekitar pukul 06.30-an dan saat itu juga kami baru kepikiran tentang jam berapa bukanya ini candi? Kami pun sempat kebingungan yang mana pintu masuknya >_< Kami jalan cukup jauh dari halte hingga akhirnya ketemu juga pintu masuknya dan ternyata sudah bisa dikunjungi syukurlah heheheheheee... :D



Pasar Prambanan

Mana ini pintu gerbangnya... >_<

Masih jauh neng... >_<

Istirahat dulu hehehehe... :D

Semangat tinggal dikit lagi... :D

Akhirnya ketemu juga Garba Agengnya... :D

        Baiklah yuk disimak... :D Nama resmi candi ini adalah Candi Prambanan (sesuai dengan daerah di mana candi berada, seperti juga candi Singhasari), sedangkan nama Candi Sewu atau Candi Rara Jonggrang didasarkan dari cerita rakyat Rara Jonggrang. Sebenarnya siapa Rara Jonggrang itu? Apa kisah itu benar adanya..? Apakah benar....??? tingtong....... Sebelumnya kenalan dulu yuk sama mbak Rara Jonggrang.... :D


Arca Durga Mahesasuramardini di Candi Prambanan

      Lho kok...? ini siapa....? Durga Mahesasuramardini itu siapa? Mana Rara Jonggrangngya... >_< Oke... Mungkin ini yang disebut dengan kerancuan, ais bahasa apa itu... >_< Inilah yang dimaksud penutur cerita pertama dengan Rara Jonggrang, dikisahkan mbak Rara ini dikutuk menjadi batu oleh Bandung Bandawasa untuk menggenapi candi yang baru berjumlah 999 agar genap berjumlah 1000 seperti yang diinginkan mbak Rara (Seram gak..?) Dari pada kepanjangan ngetiknya klik ini saja ya hehehehe.... ( Klik: http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/151-Roro-Jonggrang# ). Sudah baca ceritanya...? Oke kita lanjut, kembali ke Laptop.... >_< Kalau menurutku sih... dongeng ini baru dituturkan jauh setelah masa Hindu-Buda berjaya di tanah Jawa, tepatnya saat kerajaan di Jawa sudah bercorak Islam. Kenapa? ya jelas sekali karena si penutur pertama ini tidak tahu nama arca yang sebenarnya sehingga menciptakan folklore Rara Jonggrang, ditambah lagi para lakon di dongeng tersebut tidak pernah ditemukan secara nyata dalam sejarah (namanya juga folklore >_<) Padahal Arca yang dimaksud sebenarnya adalah arca Durga Mahesasuramardini, nah siapa lagi itu...??? Durga adalah salah satu dewi agama Hindu dengan ciri khas memiliki delapan tangan yang memegang berbagai macam senjata, ekspresi mata mengancam (melotot >_<) dan sedang menginjak ataupun menduduki seekor sapi, gampang sekali dikenali kan :D Sebenarnya nama aslinya Dewi Uma karena sebuah peristiwa jadilah ia bernama Durga lalu dapat gelar Mahesasuramardini karena berhasil menaklukan siluman sapi yang bernama Mahesasura :D Selanjutnya klik ini saja ya (Klik: http://artkimianto.blogspot.com/2010/09/dewi-uma.html Klik: http://caritawayang.blogspot.com/2013/02/durga-batari.html) (semoga tidak bosan membaca >_<)  Ini dua versi tentang perubahan wujud Dewi Uma menjadi Dewi Durga, sebenarnya banyak sekali versinya, dan dua versi dari dua link tersebut tidak ada yang aku suka >_< Sebenarnya ada satu versi lagi yang jadi perhatianku (maksudnya suka >_<) tapi berhubung pakde Google tidak punya ya sudah kuketik sedikit  deh di sini >_<
        Dikisahkan Dewi Uma adalah dewi yang cantik jelita, ia merupakan istri dari dewa Siwa. Sehari-hari ia menempati istana di Suralaya Jonggring Salaka (Jadi nama kawah di puncak gunung Semeru). Ia juga merupakan dewi utama yang diupacarai dalam agama Hindu. Ia digambarkan sebagai seorang istri yang begitu setia kepada suaminya, hingga suatu ketika muncullah keinginan dewa Siwa untuk menguji kesetiaan istrinya >_< Untuk itu pergilah dewa Siwa dari istananya dan bersemadi disebuah tempat penyepian, begitu lama hingga bertahun-tahun dewa Siwa bersemadi hinga menimbulkan rindu yang begitu menyakitkan bagi dewi Uma, di saat rindunya sudah tak tertahankan lagi ia memutuskan untuk menyusul suaminya itu ke tempat penyepiannya (Inilah ujian kesetiaan yang pertama >_<) Untuk sampai ke tempat yang dimaksud, dewi Uma harus menyebrangi sebuah sungai yang besar, ia pun galau karena tidak bisa menyebrang, akhirnya ia bertemu dengan seorang tukang sampan (beserta sampannya) dan meminta tolong padanya untuk diantarkan ke seberang sungai. Melihat kecantikan dewi Uma si tukang sampan ini jadi kepingin (xxxxx) timbullah niat jahat, si tukang sampan itupun bersedia menyebrangkan dewi Uma dengan  tubuhnya sebagai ongkos (waduh! >_<) Dewi Uma pun semakin galau hatinya, ia harus memilih antara (xxxxx) tapi ketemu suami atau nggak (xxxxx) tapi juga nggak ketemu suami dan nggak bisa (xxxxx) nah loh...!!! >_<


Komplek Candi Prambanan yang asri

      Bersambung dulu lah sampai disini, biar penasaran sama kelanjutan ceritanya... (Alasan lagi! >_<)

Rabu, 12 Juni 2013

MENGINAP DI YOGYAKARTA III

Yup... Lanjut lagi ceritanya... (Akhirnya bisa ngentri lagi.. :D)



Akomodasi siap, kronologis siap, jadwal siap, dana siap saatnya menyiapkan diri untuk implementasi di entri berikutnya... :D Kami benar - benar berangkat :D
        
       Bismillah...
      Kami berangkat dari tempat kost pake sepeda motor, karena waktu kembali ke Malang nanti sampainya juga pagi - pagi buta biar bisa langsung pulang ke kost dan gak perlu nunggu angkot beroprasi. Alhamdulillah sampai terminal Arjosari masih ada banyak waktu sebelum keberangkatan bus, jadi kami masih bisa santai... :D. Beberapa menit sebelum keberangkatan mulailah kami di absen sama awak Busnya... No urut 1 Ni Putu... :D. Berangkaaaattt..... :D.
      Mulai dari Arjosari kami sudah semangat sekali sekaligus cemas juga sih, soalnya sampai Yogya masih pagi hahaha... gimana tuh kalau misalnya terminalnya masih tutup hahahahahahaa... >_< Untungya bapak sopir dan awaknya baik2... kami dibagi cemilan juga dijalan dan ngobrol kesana-kemari tentang armadanya, saking akrabnya sampai dikasih kartu nama dan nomor HP, gak ikutan dah hehehehe... :P. Suasana mulai bikin ngantuk setelah bus ambil arah kiri setelah pertigaan Purwosari, si Mbak Fina (nama temenku itu) sudah merem dia, aku punya kebiasaan gak pernah bisa tidur kalau sedang dalam perjalanan, apalagi itu perjalanan buat plesir seperti ini, jadi deh begadang bareng awak bus sambil melewati kota-kota sepanjang jalan :D.
      Sekitar jam 1 dini hari kami sampai di daerah Madiun, Bus kami berhenti di salah satu rumah makan di kota ini... segera deh cap cus kami makan malam. Sedikit cerita tentang Kabupaten Madiun, sebenarnya aku masih punya leluhur di sini, nah... berhubung berhenti di sini cuma sebentar dan itupun dini hari jadi gak bisa menelusuri jejak leluhur hehehehe... :D Jadi ceritanya mendiang Ibunya Nenekku dari pihak Ibuku asli orang Madiun (Gak bingung kan dengan penjelasannya? :D) Tapi kok aku gak suka brem ya hehehe... Ngobrol terus ya ini kukasih penampakan makan malam kami di Madiun... :D


Makan malam sederhana di kota leluhur :D


Mbak Fina: Bangun tidur langsung mamam :D

       Kami cuma sebentar disini, kira-kira sekitar 30 menit kami dipanggil lewat pengeras suara kalau Bus akan segera meneruskan perjalanan, oke kami lanjut tapi sebelumnya nunut buang-buang air dulu di sini hehehehehehee... Gak disangka nih Mbak Fina sudah gak ngantuk lagi rupanya, apa gara-gara habis mamam hehehe... jadilah kami berdua menikmati momen pergantian profinsi dari Jawa Timur ke Jawa Tengah beh romantis bangeeettt.... >_< Oh iya, jalur yang kami lewati mulai dari keluar wilayah Malang yaitu >>>> Pasuruan > Sidoarjo > Mojokerto > Jombang > Nganjuk > Madiun > Ngawi > Sragen > Solo > Klaten > Yogya wuih.... :D
     Masuk daerah Solo, Mbak Fina tidur lagi hmmm.... Akupun memasuki Yogya dengan berteman para awak bus hehehehehee... Pukul 04:00 dini hari bus kami akhirnya memasuki terminal Giwangan, seketika sepi, kami turun dari bus seperti orang hilang :( Aku lihat ada tangga menuju lantai dua, tapi kok gelap ya waduh.... padahal katanya di lantai dua itu ruang tunggu terminal dengan fasilitas lengkap (klik: http://www.yogyes.com/id/yogyakarta-tourism-article/getting-there-and-around/terminal-giwangan/ ) :( Kami urungkan niat untuk ke lantai dua, sementara duduk di emperan lantai satu, beberapa orang pun mendekati kami, ya semacam introgasi pendatang baru versus calo -_- Untung kami sudah pelajari betul seluk beluk daerah ini sampai lokasi toiletnya juga -_- Jadi dengan sopan kami berhasil menghalau mereka heeemmm....
        Tidak seburuk itu sih nasib kami soalnya kantin di lantai satu buka 24 jam hmm... syukurlah ada tempat penampungan :D Kami masuk ke salah satu kios dan pesan kopi tentunya sambil bergantian mandi... :D Ihh... mandi pagi-pagi buta begini hahaha untungnya bukan Malang jadi gak terlalu dingin airnya... Setelah kami berdua mandi jam masih menunjukkan pukul 05.10 sekalian beli sarapan di warung yang sama karena si ibu penjualnya sudah rela menumpang kami dan barang - barang kami meskipun cuma beli kopi segelas hehehehe...:D Jadilah kami pesan Gudeg hmmm... mentang - mentang di Yogya makannya Gudeg :D Nih penampakannya... :D


Gudeg di pagi hari :D * Ada yang aneh dengan garpunya? :D


Numpang narsis di depan warung :D


        Setelah sarapan kami putuskan untuk menengok halte BTY (Bus Trans Yogya) yang ada di luar setelah kami melalui pintu di ujung kantin. Jadi dari tempat aku duduk (lihat foto:
Numpang narsis di depan warung :D) trus saja jalan ke arah belakang sampai menemui pintu keluar, nah haltenya tepat di depan pintu keluar kantin, toiletnya ada di sebelah kanan pas sebelum pintu keluar... Kelihatan kan pintunya di belakang.. :D Kalau misalnya mau naik bus umum/ angkot terminal, bisa ambil jalan ke kanan, dari tempatku duduk (lihat foto: Numpang narsis di depan warung :D) tinggal jalan beberapa langkah saja ke belakang :D Kalau mau nengok lantai dua, dari tempatku duduk jalan saja ke depan nanti ketemu tangga, di daerah itulah bus yang masuk terminal menurunkan penumpang, jadi para penumpang yang baru turun otomatis akan berlalu lalang di sepanjang kantin 24 jam ini untuk menuju halte BTY ataupun tempat bus umum/ angkot, laris manis deh yang jualan di sini :D
        Saatnya mencicipi naik BTY for the first time... >_< Untung petugasnya ramah sekali... dan yang bikin takjub mereka semua hafal betul urutan halte, trayek, perpindahan jalur trayek sesuai tempat tujuan dan di halte yang mana padahal banyak sekali itu, waduh sepertinya tiap malam hafalan terus tuh mereka hehehehe... :D Oke sebelum naik narsis dulu... >_<


Suasana di dalam halte BTY terminal Giwangan


Suasana pagi hari di dalam bus BTY  :D


BTY Murah bangeeeeeeett.... >_<

      Ada yang bisa menebak tujuan pertama kami.....?????? Lihat dan perhatikan foto di bawah ini... :D


Denah lintasan BTY ke Candi Prambanan dan sekitarnya :D

     Ada apa di Prambanan...??? Prambanan buka jam berapa ya...?! ini kan masih pagi sekali... Nah loh.... >_< Bersambung saja deh sudah malam (alasan!)... :D