Kamis, 13 Juni 2013

MENGINAP DI YOGYAKARTA IV

SELAMAT DATANG DI KOMPLEKS CANDI PRAMBANAN


       Apa yang membedakan naik bus pariwisata dan bus BTY...? Banyak sekali :D dari halte pertama di terminal Giwangan kami sudah diajak menelusuri jalan-jalan yang tidak akan dilintasi jika kami naik bus pariwisata. Dari jalan kecil kembali ke jalan-jalan utama, masuk lagi ke jalan-jalan kecil, dan satu lagi yang membuat kami merasa sangat nyaman adalah kami bisa berinteraksi dengan penduduk lokal di luar kegiatan pariwisata, sedikit banyak bisa tahu karakter penduduknya, kegiatan-kegiatan yang umum dilakukan, jadi merasa tidak ada bedanya seperti saat naik angkot di kota sendiri :D (trust me its true). Tujuan pertama kami adalah mengunjungi komplek Candi Prambanan atau sering disebut juga dengan Candi Sewu atau Candi Rara Jonggrang. Mau tahu dongeng asal mula penamaan Candi Sewu atau Candi Rara Jonggrang pada candi ini? (Sepertinya akan panjang.....:)
       Kami sampai di halte terakhir yang berada didepan pasar Prambanan, dari pasar itu kami sudah bisa melihat pagar hijau yang mengelilingi komplek candi di seberang jalan, waktu itu masih sekitar pukul 06.30-an dan saat itu juga kami baru kepikiran tentang jam berapa bukanya ini candi? Kami pun sempat kebingungan yang mana pintu masuknya >_< Kami jalan cukup jauh dari halte hingga akhirnya ketemu juga pintu masuknya dan ternyata sudah bisa dikunjungi syukurlah heheheheheee... :D



Pasar Prambanan

Mana ini pintu gerbangnya... >_<

Masih jauh neng... >_<

Istirahat dulu hehehehe... :D

Semangat tinggal dikit lagi... :D

Akhirnya ketemu juga Garba Agengnya... :D

        Baiklah yuk disimak... :D Nama resmi candi ini adalah Candi Prambanan (sesuai dengan daerah di mana candi berada, seperti juga candi Singhasari), sedangkan nama Candi Sewu atau Candi Rara Jonggrang didasarkan dari cerita rakyat Rara Jonggrang. Sebenarnya siapa Rara Jonggrang itu? Apa kisah itu benar adanya..? Apakah benar....??? tingtong....... Sebelumnya kenalan dulu yuk sama mbak Rara Jonggrang.... :D


Arca Durga Mahesasuramardini di Candi Prambanan

      Lho kok...? ini siapa....? Durga Mahesasuramardini itu siapa? Mana Rara Jonggrangngya... >_< Oke... Mungkin ini yang disebut dengan kerancuan, ais bahasa apa itu... >_< Inilah yang dimaksud penutur cerita pertama dengan Rara Jonggrang, dikisahkan mbak Rara ini dikutuk menjadi batu oleh Bandung Bandawasa untuk menggenapi candi yang baru berjumlah 999 agar genap berjumlah 1000 seperti yang diinginkan mbak Rara (Seram gak..?) Dari pada kepanjangan ngetiknya klik ini saja ya hehehehe.... ( Klik: http://ceritarakyatnusantara.com/id/folklore/151-Roro-Jonggrang# ). Sudah baca ceritanya...? Oke kita lanjut, kembali ke Laptop.... >_< Kalau menurutku sih... dongeng ini baru dituturkan jauh setelah masa Hindu-Buda berjaya di tanah Jawa, tepatnya saat kerajaan di Jawa sudah bercorak Islam. Kenapa? ya jelas sekali karena si penutur pertama ini tidak tahu nama arca yang sebenarnya sehingga menciptakan folklore Rara Jonggrang, ditambah lagi para lakon di dongeng tersebut tidak pernah ditemukan secara nyata dalam sejarah (namanya juga folklore >_<) Padahal Arca yang dimaksud sebenarnya adalah arca Durga Mahesasuramardini, nah siapa lagi itu...??? Durga adalah salah satu dewi agama Hindu dengan ciri khas memiliki delapan tangan yang memegang berbagai macam senjata, ekspresi mata mengancam (melotot >_<) dan sedang menginjak ataupun menduduki seekor sapi, gampang sekali dikenali kan :D Sebenarnya nama aslinya Dewi Uma karena sebuah peristiwa jadilah ia bernama Durga lalu dapat gelar Mahesasuramardini karena berhasil menaklukan siluman sapi yang bernama Mahesasura :D Selanjutnya klik ini saja ya (Klik: http://artkimianto.blogspot.com/2010/09/dewi-uma.html Klik: http://caritawayang.blogspot.com/2013/02/durga-batari.html) (semoga tidak bosan membaca >_<)  Ini dua versi tentang perubahan wujud Dewi Uma menjadi Dewi Durga, sebenarnya banyak sekali versinya, dan dua versi dari dua link tersebut tidak ada yang aku suka >_< Sebenarnya ada satu versi lagi yang jadi perhatianku (maksudnya suka >_<) tapi berhubung pakde Google tidak punya ya sudah kuketik sedikit  deh di sini >_<
        Dikisahkan Dewi Uma adalah dewi yang cantik jelita, ia merupakan istri dari dewa Siwa. Sehari-hari ia menempati istana di Suralaya Jonggring Salaka (Jadi nama kawah di puncak gunung Semeru). Ia juga merupakan dewi utama yang diupacarai dalam agama Hindu. Ia digambarkan sebagai seorang istri yang begitu setia kepada suaminya, hingga suatu ketika muncullah keinginan dewa Siwa untuk menguji kesetiaan istrinya >_< Untuk itu pergilah dewa Siwa dari istananya dan bersemadi disebuah tempat penyepian, begitu lama hingga bertahun-tahun dewa Siwa bersemadi hinga menimbulkan rindu yang begitu menyakitkan bagi dewi Uma, di saat rindunya sudah tak tertahankan lagi ia memutuskan untuk menyusul suaminya itu ke tempat penyepiannya (Inilah ujian kesetiaan yang pertama >_<) Untuk sampai ke tempat yang dimaksud, dewi Uma harus menyebrangi sebuah sungai yang besar, ia pun galau karena tidak bisa menyebrang, akhirnya ia bertemu dengan seorang tukang sampan (beserta sampannya) dan meminta tolong padanya untuk diantarkan ke seberang sungai. Melihat kecantikan dewi Uma si tukang sampan ini jadi kepingin (xxxxx) timbullah niat jahat, si tukang sampan itupun bersedia menyebrangkan dewi Uma dengan  tubuhnya sebagai ongkos (waduh! >_<) Dewi Uma pun semakin galau hatinya, ia harus memilih antara (xxxxx) tapi ketemu suami atau nggak (xxxxx) tapi juga nggak ketemu suami dan nggak bisa (xxxxx) nah loh...!!! >_<


Komplek Candi Prambanan yang asri

      Bersambung dulu lah sampai disini, biar penasaran sama kelanjutan ceritanya... (Alasan lagi! >_<)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar