Kamis, 13 Juni 2013

MENGINAP DI YOGYAKARTA V

Cerita sebelumnya:
.........Dewi Uma pun semakin galau hatinya, ia harus memilih antara (xxxxx) tapi ketemu suami atau nggak (xxxxx) tapi juga nggak ketemu suami dan nggak bisa (xxxxx) nah loh...!!! >_<
 
The Curse
 
Oke lanjut lagi ceritanya... :D
     Akhirnya Dewi Uma pun menyanggupi syarat yang diajukan si tukang sampan.... o_O Setelah tuntas diantarkanlah Dewi Uma ke seberang sungai :/ Dewa Siwa segera tahu, istrinya telah gagal dalam ujian kesetiaan yang ia buat -_- Tentu saja Dewi Uma tidak mengetahui jika ia sedang diuji -_- Murkalah Dewa Siwa atas laku istrinya dan menyebut sikap Dewi Uma tidak berbeda dengan perilaku para raksasa, seketika berubahlah wujud Dewi Uma menjadi sosok raseksi yang menyeramkan dengan tubuh yang begitu besar, mata melotot dan taring yang tajam o_O Ia sangat sedih mendapati sosoknya yang baru, asing dan menyeramkan, ia pun meminta maaf pada suaminya dan memintanya mengembalikan dirinya ke wujud semula. Tapi sayangnya Dewa Siwa tidak bisa menarik kata - katanya lagi, Dewi Uma yang kecewa dan malu akhirnya pergi meninggalkan suaminya, tidak ke Istana mereka tapi ia mengasingkan diri ke hutan yang menyedihkan, Alas Krendhayana, yang di dalamnya terdapat sebuah tempat dengan beringin putih berjajar tujuh, randhu alas berjajar sembilan dan watu gilang sebesar gunung, Setro Gondomayit. Muramlah Suralaya, Dewa Siwa menyesali perbuatannya :/

Eh iseng nemu link ini... :D

Romansa di Hutan Setra Gandamayit

: durga!

lendir-lendir bibir mencibir pandir seperti birahi, batari
durga di hutan setra gandamayit menggigit-gigit mayat, dan
ayat-ayat puisi menjadi seperti panah pasopati, menghunjam
segala, penjuru mata angin mendadak gelap, gulita dada terasa
sesak menyesak ratap pilu runcing kata, menebing bahasa
durga gemerincing, pening menebang tebing tembang
yang tinggal sepenggal puisi giris dan miris di dada!

sang hyang guru, anakmu karno adalah cinta kita, di hutan
setra ingatkah? engkau mengendap-endap di sela pepohonan
merancang baratayuda dengan persenggamaan, sengit dan
cinta tekapar oleh keserakahan, masihkan kau pura-pura
: alpha?

guru, saat pasopati menjadi bukti kemenangan baratayuda
di hutan kuru, maka jangan ragu-ragu! karno adalah darah
kita, perselingkuhan abadi sang hyang guru giri nata, santun
anggun menggemulai bahasa saat siang, dan ketika malam?
nafsu binal durga akan menjadi selalu purnama, itulah kita
: masihkah perlu bertanya?

bibir durga melendir dalam pandir rindu guru, pasopati
menjadi janji dan bukti keabadian sejarah, runcing kata
durga: katakan nafsu tak perlu harus cinta!

pasopati berpindah kodrat atas wiradat sesat, durga
menepuk dada, sang hyang guru termangu, sesal
menyesal dalam gumpal lakon sepenggal, nafsu
mengubah sejarah menjadi air mata
karena pasopati salah alamat
riwayat tak bisa tamat!

: tamatkan, kawan!

Puja Sutrisna, 01 Mei 2012


Puisinya bagus sekali kan... ^_^

          Dewi Durga ini selanjutnya mendapatkan ruwatan oleh putra bungsu Dewi Kunti, Sadewa (kembarannya Nakula, Pandawa lima) sehingga ia kembali pada wujud aslinya, memang sulit memahami kisah Durga ini, selain terlalu banyak versi ceritanya, Dewi Durga juga dipandang sebagai Dewi kegelapan sekaligus Dewi yang diagungkan, belum lagi kalau dihubungkan dengan legenda Rara Jonggrang -_- Jadi makin bingung. Daripada tambah bingung klik ini aja deh ^_^ http://seniwayangkulit.wordpress.com/2008/08/28/begawan-sudamala-durga-ruwat/


"Ruwiyeng gineng prasidheng murti murtija pratistha wineh sru huning tyasira wignya lalita." 

"Suda ing memala."



       Dalam Menginap Di Yogyakarta IV aku sempat menulis perkiraanku tentang munculnya legenda Rara Jonggrang, kata kuncinya adalah jonggrang, jonggring salaka, kutukan dan arca Durga baca:http://normayustisianotes.blogspot.com/2013/06/menginap-di-yogyakarta-iv.html Bagaimana kalau misalnya si penutur pertama ini tahu kalau arca tersebut adalah arca Durga, tetapi karena sebuah alasan ia menciptakan legenda Rara Jonggrang -_-

Oke, kembali ke Laptop (memangnya daritadi ke mana?) :v Di komplek Candi Prambanan terdapat beberapa situs candi, yang terbesar tentunya Candi Prambanan :D Candi Prambanan sendiri terdiri dari beberapa candi, tiga candi utama dengan nama trimurti (Wisnu, Siwa, Brahma), tiga candi wahana (Garuda, Angsa dan Nandi), dua candi apit di sisi utara dan selatan di antara candi Wisnu dan candi Garuda dan di antara candi Brahma dan candi Angsa, empat candi kelir pada empat penjuru mata angin di depan pintu masuk dan empat candi patok pada empat sudutnya. Selain itu juga terdapat ratusan candi perwara (pelengkap) yang terbagi dalam empat zona di sekeliling halaman di luar pintu masuk komplek candi utama, candi perwara dan candi - candi kecil disekitarnya masih banyak yang belum dipugar. Seperti ini denahnya.




         Waktu aku ke sana, aku masuk lewat pintu timur dan langsung naik ke wahana garuda lalu dilanjut mengelilingi komplek berlawanan dengan arah jarum jam. Pengunjung memang diarahkan masuk dari pintu timur, itu dikarenakan gerbang masuk komplek candi Prambanan berada di timur candi, begitu juga tempat pembelian tiket masuknya. Perkiraan arah masuk zaman dulu memang dari arah barat, mengingat kiblat umat hindu adalah timur.


Format 3D




     Relief candi Prambanan mengisahkan cerita ramayana dan krishnayana. Sayang sekali candi Siwa tidak dibuka untuk umum, sehingga aku tidak bisa membaca relief yang ada di dalamnya. Beruntung masih bisa memasuki candi - candi wahana, Wisnu dan Brahma. Aku hanya membaca krishnayana di candi Wisnu, karena sebelumnya tidak pernah membaca kisah Krishna dengan lengkap jadi agak bingung :( Untuk membaca Ramayana dimulai dari candi Siwa dan berakhir di candi Brahma, lagi - lagi tidak bisa karena memang candi Siwa tidak bisa dimasuki dan reliefnya ada di sisi sebelah dalam :( jadinya hanya bisa menikmati relief dewa - dewi, kinara - kinari dan pohon kalpataru di dinding sebelah luar :/ Untuk membaca relief di candi Prambanan, setelah masuk ke dalam candi kita ambil jalan ke kiri memutari candi searah jarum jam, ini disebut dengan teknik pradaksana :) Di bawah ini ada dua relief Krishnayana (Perjalanan Krishna) = Rurouni Krishna :D :D :P Dan relief dinding luar candi Brahma berupa Kinara dan Kinari :) Maaf kalau jepretannya jelek :P


Yasodha Tengah Hamil


Kelahiran Krishna


Kinara, Kinari dan Pohon Kehidupan (Kalpataru)

    Siapakah Krishna...? Ia adalah awatara yang menjadi kusir kereta perang    Arjuna dalam Bharatayudha, ia memihak Pandawa. Cuma itu? klik ini saja ya... :D http://triokasetiawan.wordpress.com/2012/08/26/krishna-awatara/ atau beli ini http://www.goodreads.com/book/show/9303174-thus-spake-sri-krishna trus dibaca :D

Gimana, sudah mulai bosan dengan saya... :P Sampai ketemu di edisi selanjutnya :D Nih bonus..... -->


Memotret Orang Yang Sedang Memotret Orang (Zoom in)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar