Kutukan Mpu Gandring
Setelah menjadi akuwu, Ken Arok yang memang tidak pernah puas dengan kekuasaan kemudian meluaskan daerah Tumapel (milik Kediri) ke timur Gunung Kawi dengan menyerbu kerajaan Janggala (salah satu kerajaan Airlangga selain Daha) yang meliputi pesisir utara dari Surabaya ke Pasuruhan. Sementara di pusat kerajaan Kediri tengah terjadi perselisihan antara raja Kertajaya dengan para Brahmana. Melihat situasi ini Ken Arok mencari celah dengan mendukung para Brahmana. Sehingga banyak di antara mereka pergi dari Kediri ke Tumapel untuk mencari perlindungan kepada Ken Arok. Melihat gelagat yang kurang baik, Kertajaya risih dan menganggap Ken Arok berpihak pada pemberontak. Akhirnya Kertajaya menyerang Tumapel. Pertarungan terjadi berhari-hari di daerah Pujon, hingga akhirnya Ken Arok menang! Kertajaya tewas, Kerajaan Kediri hancur binasa. Ken Arok pun memproklamirkan sebuah kerajaan baru yaitu kerajaan Singhasari.
Setelah menjadi akuwu, Ken Arok yang memang tidak pernah puas dengan kekuasaan kemudian meluaskan daerah Tumapel (milik Kediri) ke timur Gunung Kawi dengan menyerbu kerajaan Janggala (salah satu kerajaan Airlangga selain Daha) yang meliputi pesisir utara dari Surabaya ke Pasuruhan. Sementara di pusat kerajaan Kediri tengah terjadi perselisihan antara raja Kertajaya dengan para Brahmana. Melihat situasi ini Ken Arok mencari celah dengan mendukung para Brahmana. Sehingga banyak di antara mereka pergi dari Kediri ke Tumapel untuk mencari perlindungan kepada Ken Arok. Melihat gelagat yang kurang baik, Kertajaya risih dan menganggap Ken Arok berpihak pada pemberontak. Akhirnya Kertajaya menyerang Tumapel. Pertarungan terjadi berhari-hari di daerah Pujon, hingga akhirnya Ken Arok menang! Kertajaya tewas, Kerajaan Kediri hancur binasa. Ken Arok pun memproklamirkan sebuah kerajaan baru yaitu kerajaan Singhasari.
Kerajaan Singhasari
Bergelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi Ken Arok naik tahta. Sedangkan Kediri berubah menjadi daerah bawahan dengan Jayakatwang (anak Kertajaya) sebagai akuwu. Selain menikahi Ken Dedes sebagai permaisuri Ken Arok juga memiliki selir yaitu Ken Umang. Anak Ken Dedes dengan Tunggul Ametung ialah Anusapati. Anak Ken Dedes dengan Ken Arok ialah Mahisa Wongateleng. Anak Ken Arok dari selir ialah Tohjaya. Dalam kerajaan dahulu kala, raja, permaisuri, para mentri, penasihat dan para selir memiliki purinya masing-masing. Dan anak-anak raja baik dari permaisuri ataupun selir, akan tinggal di puri ibunya masing-masing. Sehingga Anusapati dan keturunannya tinggal dalam satu puri dengan Mahisa Wongateleng dan keturunannya, karena mereka berasal dari satu ibu. Sedangkan Tohjaya yang berlainan ibu, tinggal di puri lain bersama ibunya, Ken Umang.
Bergelar Sri Rajasa Bathara Sang Amurwabhumi Ken Arok naik tahta. Sedangkan Kediri berubah menjadi daerah bawahan dengan Jayakatwang (anak Kertajaya) sebagai akuwu. Selain menikahi Ken Dedes sebagai permaisuri Ken Arok juga memiliki selir yaitu Ken Umang. Anak Ken Dedes dengan Tunggul Ametung ialah Anusapati. Anak Ken Dedes dengan Ken Arok ialah Mahisa Wongateleng. Anak Ken Arok dari selir ialah Tohjaya. Dalam kerajaan dahulu kala, raja, permaisuri, para mentri, penasihat dan para selir memiliki purinya masing-masing. Dan anak-anak raja baik dari permaisuri ataupun selir, akan tinggal di puri ibunya masing-masing. Sehingga Anusapati dan keturunannya tinggal dalam satu puri dengan Mahisa Wongateleng dan keturunannya, karena mereka berasal dari satu ibu. Sedangkan Tohjaya yang berlainan ibu, tinggal di puri lain bersama ibunya, Ken Umang.
Setelah besar, Anusapati mulai menguak kembali
pembunuhan terhedap ayah kandungnya, Tunggul Ametung. Ia tidak puas atas
penjelasan ibunya yang terkesan menutupi sesuatu (Ken Dedes mengetahui
pembunuh Tunggul Ametung yang sebenarnya adalah Ken Arok setelah tujuh tahun kemudian) karena terus didesak, akhirnya Ken Dedes mengatakannya. Anusapati
marah luar biasa. Tanpa sepengetahuan Ken Dedes ia mengambil keris Mpu Gandring yang disimpan Ken Dedes. Ia mencari cara untuk membunuh Ken Arok.
Lalu ia menyuruh seorang pegawai kerajaan untuk membunuh Ken Arok saat
acara makan siang selesai. Dengan iming-iming jabatan, pegawai itupun membunuh Ken Arok dengan keris Mpu Gandring. Setelah menjalankan misinya, pengawal itupun
dibunuh pula dengan keris tersebut oleh Anusapati.
Setelah Ken Arok tewas, Anusapati naik tahta. Tetapi kejahatan balas dendam dari keris itu
juga yang menewaskannya. Giliran Tohjaya anak Ken Arok dengan selir yang mengetahui
rahasia pembunuhan ayahnya, menyusun tipu muslihat untuk membalas dendam.
Ia mengadakan sebuah pesta di puri ibunya, dan mengundang pula Anusapati.
Dan di dalam pengaruh arak, Anusapati tewas ditikam keris Mpu Gandring yang
selama ini ada dipinggangnya. Tohjaya naik tahta sebagai anak dari selir. Waktu
itu anak-anak raja dari garis permaisuri menentang kenaikannya menjadi raja.
Karena masih ada Ranggawuni anak Anusapati, cucu Ken Dedes yang lebih berhak
naik tahta. Apalagi setelah diketahui siapa dalang dibalik kematian Anusapati. Akhirnya Ranggawuni bersama dengan sepupu tirinnya Mahisa Cempaka
anak Mahisa Wongateleng melakukan pemberontakan.
Tohjaya tewas oleh
keris Mpu Gandring. Ranggawuni naik tahta. Dalam pemerintahannya, ia dibantu
oleh Mahisa Cempaka. Begitu rukunnya dua sepupu tiri ini hingga diibaratkan
seperti Wisnu dan Indra. Ranggawuni menikahi Waninghiun anak Mahisa Wongateleng, saudara kandung Mahisa Cempaka. Pernikahan inilah yang
akhirnya menyatukan keturunan Tunggul Ametung dan Ken Arok, sehingga
menghapuskan dendam dalam keluarga. Ranggawuni memiliki anak bernama Kertanegara. Kertanegara menggantikan Ranggawuni sebagai raja, dan ia
memiliki empat orang putri. Sedangkan Mahisa Cempaka memiliki anak perempuan
bernama Dyah Lembu Tal. Dyah Lembu Tal kawin dengan putra mahkota kerajaan Sunda bernama Rakeyan Jayadarma dan memiliki
seorang putra yaitu Raden Wijaya.
Pemerintahan Kertanegara
Singhasari mencapai puncak kejayaan pada saat pemerintahan Kertanegara. Memiliki armada yang kuat Singhasari melakukan ekspedisi pamalayu guna menghalau kekaisaran Mongol yang akan menundukkan Asia Tenggara. Dengan perhitungan bila dapat menakhlukan sipelindung (Singhasari) pasti bisa dengan mudah untuk menguasai yang lainnya (Asia Tenggara), kaisar Mongol (Kubhilai Khan) mengirim utusannya ke Singhasari untuk memerintahkan Kertanegara tunduk terhadap kaisar Mongol. Dengan penuh amarah Kertanegara memutilasi telinga utusan tersebut sebagai jawabannya. Utusan itu pun kembali ke China. Kubhilai Khan murka atas penghinaan Kertanegara dan menyusun strategi untuk menyerbu Singhasari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar