Minggu, 07 Desember 2014

MENGINAP DI YOGYAKARTA VII

RATU BOKO*
    
     Ratu Boko, salah satu destinasi yang sedari tadi ditawarkan melalui pengeras suara. Dengan membeli karcis seharga 15.000,- kita akan mendapatkan fasilitas antar jemput menggunakan sejenis mobil elf, rutenya Prambanan - Ratu Boko pulang-pergi. Setelah selesai menikmati candi Prambanan dan museum gratisnya, kami berjalan kembali menuju pintu keluar, nah sebelum pintu keluar ini lah lokasi pangkalan mobil elf yang akan menuju situs Ratu Boko. Kami akhirnya memutuskan untuk mengunjunginya :) Berangkatlah kami dengan tiga orang rombongan lain. Set!!! Saya langsung ambil posisi di depan hueheheee... Kami bisa ngobrol dengan sopir sekaligus bisa lebih menikmati suasana :) Kami keluar lewat pintu barat, jadi kami melewati sungai kecil di sebelah barat candi. Mobil terus melaju, menyebrang dan putar balik ke jalur lain. Menuju ke arah selatan, kami mulai memasuki perkampungan lalu area kebun-kebun pisang dan singkong, persawahan, perkampungan lagi, kemudian memasuki jalur setapak yang sempit dan hanya bisa dilalui satu kendaraan (jika berpapasan maka salah satu mobil/ motor akan berdiam diri menepi setepi-tepinya hahaha...) jalur setapak yang tidak beraspal ini sedikit naik turun, kebanyakan naik sih, berkelok dan tikungannya aduhai sekali jiah... Kami yang duduk di depan hanya bisa mringis kuda sambil saling pandang haduhhh -_-a 
       Oke akhirnya sampa di lokasi, kami turun, dan mobilnya langsung meninggalkan kami, ternyata untuk pulangnya bisa naik sembarang mobil yang baru sampai, seperti mobil yang tadi mengantar kami, setelah kami turun, langsung diserbu oleh para wisatawan yang akan kembali ke Prambanan. Saat pertama kali tiba, kami disambut dengan pendopo luas memanjang yang asri dan memiliki teras panjang dengan pemandangan indah di bawah, ini yang paling saya sukai dari Ratu Boko. Kita bisa memandang puncak Prambanan yang berkabut bersembunyi di antara pepohonan berteras hamparan sawah dan berlatar pegunungan di sisi utara :D Bagian itu nanti saja, kami langsung ke pintu masuk, sebelum masuk kami dibagi air mineral dingin sebotol kecil (gratis) dan mulailah perjalan melelahkan itu. Rupanya area pendopo dan halaman sebelum masuk merupakan tempat landai terakhir sebelum bertemu dengan Ratu Boko, karena setelahnya kami harus melalui jalan yang terus menanjak dan jauh... jalan yang sudah dibangun, ditutup dengan paving. Di kanan kiri terdapat taman dan gazebo - gazebo. Ada juga Mushala dan beberapa toilet yang tersebar secara acak. Pepohonan yang ada tidak cukup rindang, terbukti kami semua (kami dan wisatawan lain) terlihat lelah dan kepanasan. Sebotol kecil air mineral sudah tandas di tengah perjalanan, matahari pukul 10 pagi terasa lebih panas di sini jiaahh... mana ini Ratu Bokonya gak kelihatan... sementara jalanan masih menanjak.
      

1.LAYANAN ANTAR JEMPUT PRAMBANAN-BOKO, 2.MOBIL ELF*

     Kira - kira 45 menit-an kami sampai di depan Ratu Boko. Fyuuhhh.... sampai juga... kepanasan dan kelelahan ditambah ada sesi pemotretan prewed orang yang gak dikenal (Y U NO DI TEMPAT LAIN..?! >:@) bayar berapa mereka, bisa prewed di tempat umum dan mengganggu hajat wisata orang banyak tssaahh..! Menggelar dagangan tepat di tengah-tengah bangunan, berjam-jam, kadang juga menghalau pengunjung yang masuk view mereka, d*mn it! Saya jadi malas untuk mengeksplor ke atas, padahal masih banyak yang bisa dijelajahi dan diabadikan tanpa pemandangan yang membuat mata sakit itu.
     Ratu Boko yang berarti Raja Bangau, merupakan situs istimewa. Dulunya merupakan keraton, pemukiman penduduk dan tempat suci agama Budha, meskipun ditemukan juga simbol - simbol Hindu di sini. Zaman itu di mana Hindu dan Budha hidup bersisian, merupakan dua agama mayoritas penduduk nusantara. Hingga lahirlah aliran baru yang menjalankan ajaran keduanya, Siwa-Budha. Aliran ini banyak dijalankan oleh raja-raja dahulu untuk menciptakan suasana damai antar kedua agama pada masa itu. Hindu - Budha tak ubahnya seperti Islam - Kristen masa sekarang (sering bersinggungan) melatarbelakangi mpu Tantular menulis kakawin Sutasoma dan semboyan terkenal "Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Darma Mangrwa"
       Perbedaan keyakinan & agama sudah jadi persoalan yang selalu aktual di Indonesia (dan tidak akan selesai sampai kapanpun), Ah seandainya tokoh Sutasoma hadir di tengah masyarakat modern, dan kesadaran beragama para pemuka agama saat ini seluhur pendahulunya di zaman walisongo... (seandainya!) Oke cukup sudah seminarnya -_-a Kesimpulannya kalau mengunjungi Prambanan dan ingin juga ke Ratu Boko, datanglah ke Prambanan pukul 7 pagi tapi jangan masuk dulu, langsung ikut rombongan ke Ratu Boko, baru setelah itu eksplor Prambanan :)

'MULUT' RATU BOKO


1.MEJENG DENGAN LATAR BELAKANG PREWED ORANG, 2. INFO SITUS
     
      Tidak kurang dari 30 menit, kami turun kembali ke pendopo di depan. Melewati lagi jalanan paving yang semakin membakar suhu di permukaan karena memang memantulkan panas matahari (tidak menyerapnya seperti tanah atau aspal hitam) Sembari menunggu ada mobil elf yang datang, kami menghabiskan waktu beristirahat di teras pendopo yang menghadap ke Prambanan. Seandainya ini lebih pagi, tentunya lebih indah :)
     Perjalanan pulang melewati jalan setapak lebih seru lagi, kali ini elf hanya berisi kami berdua plus pak sopir. Lagi-lagi duduk di depan, kami lebih lebar lagi menunjukkan gigi, karena jika saat berangkat, jalanan kebanyakan menanjak, kali ini lebih berupa turunan-turunan curam hyaahhh..... jalan setapak tanah lembab, gaya gesek lebih kecil dari jalan aspal... membuat kami semakin sering menahan nafas! >_<

RATU BOKO: PRAMBANAN DIKEJAUHAN





      Saatnya meninggalkan Prambanan, mengambil barang-barang di tempat penitipan, makan nasi padang bareng turis di warung nasi padang depan Prambanan dan pesan bangku bis malam untuk kepulangan besok malam. Kami kembali menggunakan jasa BTY untuk kembali ke terminal Giwangan. Mencari kios perwakilan ZENA di lantai dua, ternyata cukup sulit -_-a Dari Giwangan kembali lagi naik BTY, kali ini kami menuju kawasan Malioboro, menuju hotel yang lokasinya masih harus dicari lagi :D


TRANS JOGJA: MENUJU HOTEL :D
      
       Menurut peta terdapat beberapa halte BTY di sepanjang kawasan Malioboro, kami turun di halte yang kedua. Berbekal peta dari google map, kami tidak sulit menemukan lokasi hotel. Tanpa nyasar, tanpa tanya ke orang hahaha.. expert sekali :v Info hotel selengkapnya buka

THE MAP

GAMPANG DITEMUKAN*

TEMPATNYA NYEMPIL*

1.LOBI, 2.TANGGA KE LANTAI DUA*
      
      Resepsionis masih sibuk dengan dua bule wanita yang juga akan check in, sementara kami menunggu di ruang tamu hotel yang nyaman dan dipenuhi benda-benda antik. Tibalah giliran kami, mengisi buku tamu dan KTP kami pun disimpan, yaelah... -_-a Dengan diantar oleh seorang yang tugasnya sepertinya merangkap bellboy dan OB, kami menuju kamar di lantai dua. Mandi, shalat dan segera tidur :D

PERTEMUAN DENGAN KASUR :D

Next: Malam minggu di Yogya
Note: Foto bertanda (*) dari berbagai sumber di Google

Tidak ada komentar:

Posting Komentar