Sabtu, 19 September 2015

SOWAN KE TROWULAN VIII


       Setelah puas istirahat di pendopo agung, kami langsung menuju destinasi selanjutnya, ialah kolam segaran. Kolam segaran sebenarnya adalah sebuah kolam besar berbentuk persegi panjang dengan ukuran panjang 375 m, lebar 175 m, tinggi 2,88 m dengan ketebalan dinding 1,60 m, kolam segaran berfungsi sebagai penampung air dan irigasi serta pusat dari kanal-kanal kota di era Majapahit. Selain fungsinya dalam hal pengairan, kolam segaran berfungsi pula sebagai taman kerajaan, tempat rekreasi dan tempat menyambut tamu negara. Konon ada folktale tentang kolam segaran di masa lalu, dikisahkan ketika utusan kerajaan mongol datang ke Majapahit, raja menjamu mereka dengan makan siang yang mewah, disuguhkan dalam piring dan gelas dari emas. Para tamu dan punggawa kerajaan menyantap hidangan sambil menikmati keindahan taman kolam segaran. Setelah perjamuan selesai, sang raja dengan bangganya mengatakan,"Di sini kami menggunakan peralatan makan dari emas dan perak, bertatakan berlian, dan kami selalu menggunakan buatan baru, karena setelah digunakan, orang-orang kami akan langsung membuangnya ke kolam ini." Setelah berbicara demikian, sang raja pun memerintah para dayang untuk membuang semua peralatan makan tersebut ke kolam segaran. Tetapi sebenarnya di dasar kolam telah dipasang jaring, yang nantinya berguna untuk mengangkat peralatan makan yang sudah dibuang.

SUMBER
        Saat kami tiba di Kolam Segaran, suasana benar - benar riuh, rupanya sedang diadakan lomba perahu dayung yang termasuk dalam salah satu acara Bentengan. Oh ya, dalam perjalanan ke tempat ini kami sempat kehabisan premium jadilah siang itu kami disibukkan dengan acara dorong mendorong sepeda ppfffttt.... >_< baru ketemu sama penjual eceran pas di depan Kolam Segaran waalaaahhh...... sampai sana sudah capek dan cuma bisa nonton dari seberang jalan, bagaimana bersemangatnya para peserta mendayung di tengah panas matahari jam 12:00 pun penonton tak kalah ramainya, tidak hanya sampai berjubel sambil memeluk pagar tapi juga sampai meluber ke jalanan, memperparah kemacetan di jalan yang tidak terlalu lebar itu. Sekitar 30 menit kami menonton dari seberang jalan, di depan kios pengecer premium, tanpa tahu lagi siapa pemenangnya, kami memutuskan berteduh saja ke museum yang nyaris berhadapan dengan Kolam Segaran.

KANAL PURBA MAJAPAHIT SUMBER

SKETSA TRANSPORTASI KANAL MAJAPAHIT SUMBER

       Museum yang di hari biasa relatif sepi, menjadi sangat ramai, karena selain halamannya dijadikan tempat parkir penonton perahu dayung, juga didirikan sebuah pentas musik dan beberapa kios cinderamata tambahan. Di sini pengunjung di larang mengambil foto, meskipun demikian masih banyak juga yang berpose  di depan kamera dengan santai, kami tidak termasuk kok... >_< Museumnya menarik sekali, terdiri dari gedung utama berlantai dua dan beberapa pendopo joglo di belakang. Bangunan utama lantai 1 dijadikan tempat pameran barang - barang temuan selama penggalian situs Trowulan, sedangkan di lantai dua... kami tidak tahu di sana ada apa wkwkwkwk...
     

BANGUNAN UTAMA DAN PENDOPO DI BELAKANG SUMBER

PINTU MASUK MUSEUM SUMBER

ANTARA BANGUNAN UTAMA DAN PENDOPO SUMBER

SUMUR DI DALAM MUSEUM SUMBER

SALAH SATU DI DALAM MUSEUM SUMBER

      Setelah puas di dalam, kami lanjut ke bagian pendopo di belakang. Di sini tidak kalah bagusnya, bangunan pendoponya saja sudah sangat menarik minat saya. Tidak seperti di bangunan utama, di pendopo banyak menyimpan artefak, bagian-bagian bangunan/candi yang tidak berbentuk, patung - patung dan prasasti-prasati yang belum pernah di muat di buku sejarah. Yang paling menarik perhatian saya di pendopo adalah rekontruksi rumah penduduk zaman Majapahit yang baru setengah jadi. Ada program yang sangat bagus dari pemprov JATIM dan pemda Mojokerto terkait model rumah Majapahit ini. pemprov dan pemda mengadakan rekontruksi rumah penduduk di desa-desa yang menerima program ini (yang biayanya cuma-cuma) menjadi model rumah Majapahit untuk dijadikan  wisata budaya Majapahit di Trowulan,,, sebuah penghargaan tinggi kepada leluhur... waaahhh kereeennnn...... ^_^


VIEW DI PENDOPO SUMBER


MODEL RUMAH SUMBER

KAMPUNG MAJAPAHIT SUMBER

KAMPUNG MAJAPAHIT SUMBER
      Hari sedang terik-teriknya saat kami keluar dari museum, menyempatkan diri membeli kenang-kenangan, setelahnya kami menuju Wihara untuk mengembalikan motor dan pamit mohon diri... :) Suasana di Wihara jauh lebih ramai dibandingkan saat kami berangkat, ternyata banyak juga peziarah yang datang, gerbang depan pun dimeriahkan oleh para pedagang.
      Perjalanan ke Trowulan memberikan kesan yang mendalam untuk saya, di tengah ributnya perselisihan soal perbedaan, dan rasa saling membenci karena itu, ternyata tidak mengikis sifat baik penduduk Trowulan, entah yang ber-KTP Islam, Hindu, Kristen ataupun Budha. Kapan-kapan temani saya kembali ke sini, kita menginap lagi di Wihara :D
       Ternyata entri ini sekaligus sebagai penutup kisah perjalan kami SOWAN KE TROWULAN, terimakasih untuk yang dengan setia mengikuti sampai selesai meskipun update entrinya butuh waktu TIGA tahun wkwkwkwwk... >_< Ngomong-ngomong hutang saya menyelesaikan tulisan yang lain masih banyak wkwkwk... >_< Sekali lagi terimakasih banyak... dan sampai jumpa di entri berikutnya ya...! SEMANGAT!!! :D


Tidak ada komentar:

Posting Komentar